Jumat, 15 Juni 2012

Kronologis Penganiayaan Sipir LP Cipinang terhadap Napi I'dad Aceh


Sipir tahanan kerap bertindak arogan dan tak jarang melakukan penganiayaan. Bulan April 2012 yang lalu Enam sipir Rumah Tahanan (Rutan) Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara (Sumut) resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan anggota Brimob Polda Sumut di dalam tahanan. Para tersangka kemudian dijebloskan ke dalam ruang tahanan Mapolresta Medan, Kamis (5/4/2012) sore. Briptu Nimrod yang dipenjara lantaran kasus judi tersebut dianiaya karena menolak apel setiap pagi.


Di bulan yang sama seorang tahanan kasus narkoba di bawah umur berinisial D, telah mengalami penganiayaan dari dua sipir di Rumah Tahanan Salemba. Akibatnya remaja ini mengalami sejumlah luka di tubuhnya.

D (15), sebelumnya diculik dan dianiaya pada malam hari lantaran melanggar aturan Rutan karena bertukar kamar dengan rekannya sesama tahanan.

Arogansi sipir yang berbuntut penganiayaan ternyata juga menimpa narapidana kasus i’dad Aceh di Lapas Klas I A LP Cipinang, Jakarta Timur. Namun seolah ada pemutarbalikan fakta, berita yang tersebar di media umum justru pihak petugas Lapas yang dianiaya Napi ‘Teroris’.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, Jum’at (15/6/2012) redaksi voa-islam.com mewawancarai Abu, salah seorang saksi mata yang membesuk Anwar Rabu sore (13/5/2012).

Rabu (13/5/2012), sekitar pukul 15.30 WIB, Abu mendatangi Lapas Klas I A LP Cipinang, Jakarta Timur. Dengan membawa sejumlah barang bawaan ia berniat membesuk salah satu terpidana kasus i’dad Aceh, Anwar Efendi alias Alung di blok khusus.

Berbeda dengan pemberitaan media umum yang menuding pihak Napi ‘teroris’ yang melakukan penganiayaan, Abu justru menjelaskan bahwa petugas Lapas (sipir) LP Cipinang yang lebih dulu melakukan provokasi dengan mencaci dan melakukan penganiayaan. Berikut ini kronologis penganiayaan petugas (sipir) LP Cipinang.

Setelah itu kemudian saya menemui anwar lagi, terus temannya Anwar (La Ode alias Hadid) bertanya; “tadi sudah di periksa, koK kenapa diperiksa lagi?” Kemudian petugas itu mencaci; “dasar teroris rese! Anjing!”


“Saya datang ke cipinang untuk mebesuk anwar, setelah tiba di sana loket sudah tutup, terus saya mendatangi dan bertanya ke petugas pintu gerbang pertama “apa besukan sudah tutup?” lalu petugas itu mengatakan dengan nada tinggi “loketnya sudah tutup kan?”

Terus saya bertemu kepada petugas lain dan bertanya; “bisa kah saya berteu dengan napi teroris dari blok khusus?” Kemudian petugas itu mengatakan; “emang mau ngapain?” saya menjawab; “mau mengantarkan madu dan baju.”

Kemudian pertugas lain datang dan membuka pintu, kemudian saya diperiksa dan saya melihat pada saat itu ada beberapa pengunjung lain bisa masuk, tapi kenapa saya tidak bisa?

Terus setelah diperiksa (barang bawaan) saya akhirnya bisa masuk dan bertemu Anwar di belakang pintu, selanjutnya saya menyerahkan baju dan madu kepada Anwar dan juga menyerahkan amplop kepada Anwar.

Saat menyerahkan amplop itu kemudian petugas bertanya; “apa itu?” Kemudian saya menjawab; “surat” terus diminta sama petugasnya, kemudian saya disuruh ke ruang pemeriksaan lagi.

Setelah itu kemudian saya menemui anwar lagi, terus temannya Anwar (La Ode alias Hadid) bertanya; “tadi sudah di periksa, koK kenapa diperiksa lagi?” Kemudian petugas itu mencaci; “dasar teroris rese! Anjing!”

Kemudian saya melihat banyak petugas membuka pintu dan memukuli temannya anwar, kemudian saya sama petugas disuruh keluar, terus saya disuruh pulang.” Demikian penjelasan Abu terkait kronologis penganiayaan terpidana kasus i’dad Aceh di LP Cipinang.

Abu juga menambahkan dari provokasi dan penganiayaan itulah diduga menjadi penyebab terjadinya aksi perkelahian antara petugas Lapas (sipir) dan tahanan blok khusus pada Rabu sore (15/6/2012). [Ahmed Widad]