Sipir tahanan
kerap bertindak arogan dan tak jarang melakukan penganiayaan. Bulan April 2012
yang lalu Enam sipir Rumah Tahanan (Rutan) Tanjung Gusta Medan, Sumatera Utara
(Sumut) resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan anggota
Brimob Polda Sumut di dalam tahanan. Para tersangka kemudian dijebloskan ke
dalam ruang tahanan Mapolresta Medan, Kamis (5/4/2012) sore. Briptu Nimrod yang
dipenjara lantaran kasus judi tersebut dianiaya karena menolak apel setiap
pagi.
Di bulan yang
sama seorang tahanan kasus narkoba di bawah umur berinisial D, telah mengalami
penganiayaan dari dua sipir di Rumah Tahanan Salemba. Akibatnya remaja ini
mengalami sejumlah luka di tubuhnya.
D (15), sebelumnya
diculik dan dianiaya pada malam hari lantaran melanggar aturan Rutan karena
bertukar kamar dengan rekannya sesama tahanan.
Arogansi sipir
yang berbuntut penganiayaan ternyata juga menimpa narapidana kasus i’dad Aceh
di Lapas Klas I A LP Cipinang, Jakarta Timur. Namun seolah ada pemutarbalikan
fakta, berita yang tersebar di media umum justru pihak petugas Lapas yang
dianiaya Napi ‘Teroris’.
Untuk
mendapatkan informasi yang lebih akurat, Jum’at (15/6/2012) redaksi
voa-islam.com mewawancarai Abu, salah seorang saksi mata yang membesuk Anwar
Rabu sore (13/5/2012).
Rabu
(13/5/2012), sekitar pukul 15.30 WIB, Abu mendatangi Lapas Klas I A LP
Cipinang, Jakarta Timur. Dengan membawa sejumlah barang bawaan ia berniat
membesuk salah satu terpidana kasus i’dad Aceh, Anwar Efendi alias Alung di
blok khusus.
Berbeda dengan
pemberitaan media umum yang menuding pihak Napi ‘teroris’ yang melakukan
penganiayaan, Abu justru menjelaskan bahwa petugas Lapas (sipir) LP Cipinang
yang lebih dulu melakukan provokasi dengan mencaci dan melakukan penganiayaan.
Berikut ini kronologis penganiayaan petugas (sipir) LP Cipinang.
Setelah itu
kemudian saya menemui anwar lagi, terus temannya Anwar (La Ode alias Hadid)
bertanya; “tadi sudah di periksa, koK kenapa diperiksa lagi?” Kemudian petugas
itu mencaci; “dasar teroris rese! Anjing!”
“Saya datang ke
cipinang untuk mebesuk anwar, setelah tiba di sana loket sudah tutup, terus
saya mendatangi dan bertanya ke petugas pintu gerbang pertama “apa besukan
sudah tutup?” lalu petugas itu mengatakan dengan nada tinggi “loketnya sudah
tutup kan?”
Terus saya
bertemu kepada petugas lain dan bertanya; “bisa kah saya berteu dengan napi
teroris dari blok khusus?” Kemudian petugas itu mengatakan; “emang mau
ngapain?” saya menjawab; “mau mengantarkan madu dan baju.”
Kemudian
pertugas lain datang dan membuka pintu, kemudian saya diperiksa dan saya
melihat pada saat itu ada beberapa pengunjung lain bisa masuk, tapi kenapa saya
tidak bisa?
Terus setelah
diperiksa (barang bawaan) saya akhirnya bisa masuk dan bertemu Anwar di
belakang pintu, selanjutnya saya menyerahkan baju dan madu kepada Anwar dan
juga menyerahkan amplop kepada Anwar.
Saat
menyerahkan amplop itu kemudian petugas bertanya; “apa itu?” Kemudian saya
menjawab; “surat” terus diminta sama petugasnya, kemudian saya disuruh ke ruang
pemeriksaan lagi.
Setelah itu
kemudian saya menemui anwar lagi, terus temannya Anwar (La Ode alias Hadid)
bertanya; “tadi sudah di periksa, koK kenapa diperiksa lagi?” Kemudian petugas
itu mencaci; “dasar teroris rese! Anjing!”
Kemudian saya
melihat banyak petugas membuka pintu dan memukuli temannya anwar, kemudian saya
sama petugas disuruh keluar, terus saya disuruh pulang.” Demikian penjelasan
Abu terkait kronologis penganiayaan terpidana kasus i’dad Aceh di LP Cipinang.
Abu juga
menambahkan dari provokasi dan penganiayaan itulah diduga menjadi penyebab
terjadinya aksi perkelahian antara petugas Lapas (sipir) dan tahanan blok
khusus pada Rabu sore (15/6/2012). [Ahmed Widad]