Jika daging yang mahal harganya tak terbeli, orang miskin biasanya akan
mengkonsumsi tahu dan tempe sebagai lauk pauknya, dikarenakan harganya lebih
terjangkau. Tapi, kini orang miskin juga nyaris tak mampu mengkonsumsi
tahu-tempe, karena kini harganya kian meroket, seiring dengan kenaikan bahan
baku tahu tempe yaitu kacang kedelai.
Kalangan produsen tahu-tempe yang tergabung dalam PaguyubanKoperasi Tahu
Tempe Rejeki Kota Solo mengeluhkan tingginya kenaikan harga bahan baku kacang
kedelai. Seperti diketahui, sejak Mei lalu, harga kedelai naik dari Rp 5,5 ribu
menjadi Rp 8 ribu per kilogram. Padahal, setiap produsen minimal membutuhkan
5-6 kuintal kedelai untuk memproduksi tahu dan tempe.
Kenaikan harga itu, selain memperbesar pengeluaran bahan baku juga
menyebabkan kerugian di kalangan pedagang tahu yang terpaksa harus memperkecil
ukuran tahu agar tetap bisa berjualan. Jika kenaikan harga tidak dikendalikan
usaha mereka tinggal menunggu waktu saja menuju kebangkrutan.
Sementara itu, para pengrajin tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi
Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengancam akan melakukan aksi mogok
memproduksi tempe dan tahu. Akibatnya, makanan rakyat ini "menghilang"
sejak 25-27 Juli 2012. Alasannya tentu saja dikarenakan harga bahan baku
tempe/tahu yaitu kedelai melonjak tajam belakangan ini.
Pemerintah Lepas Tangan
Para produsen ini merasa kesal karena pemerintah seakan lepas tangan
terhadap kenaikan harga kedelai. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
menurunkan harga adalah mengucurkan subsidi kedelai. Sekarang ini harga eceran
kedelai Rp 8.000 per Kg, padahal Januari-Maret Rp 5.500 per Kg, lalu terus
merangkak Mei Rp 6.000 dan Juni-Juli Rp 8.000 per Kg, bahkan bisa sampai Rp
10.000 per Kg, produksi kedelai lokal tak bisa diharapkan.
Seluruh pengusaha tempe dan tahu seluruh Indonesia, mulai Rabu (25/7)
sampai (28/7) berhenti berproduksi. Hal ini sebagai protes pada pemeritah
karena tidak bisa mengatur tata niaga kedelai. Selama tiga hari dipasaran tidak
ada tahu dan tempe yang dijual dipasaran.
Sementara itu Ketua Pusat Koperasi Tempe dan Tahu DKI Jakarta Suharto,
Minggu (22/7), mengungkapkan, keputusan untuk mogok produksi ini dihadiri semua
pengurus koperasi primer tempe dan tahu di lima wilayah Jakarta. Semua perajin
tahu dan tempe sudah sepakat akan menghentikan seluruh produksi tempe dan tahu
selama tiga hari, yakni hari Rabu hingga Jumat mendatang.
Walau berniat mogok, namun Koperasi Perajin Tempe Tahu Indonesia (Kopti)
Jawa Barat mengaku bahwa pelaksanaan mogok produksi tempe dan tahu serentak
secara nasional di wilayahnya tidak akan diikuti dengan penyisiran ke perajin
yang nekat berproduksi.
Ketua Koperasi Pengusaha Tempe dan Tahu Jawa Barat Asep Nurdin menegaskan,
kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,2 juta ton. Dimana sekitar 80 persen atau
1,6 juta ton dibutuhkan untuk konsumsi tahu dan tempe. Dari kebutuhan tersebut
paling tidak Indonesia mengimpor sekitar 1,5 juta ton kedelai per tahun."Kami
hanya ingin harga kedelai yang murah, sehingga tempe dan tahu di pasar juga
murah," katanya.
Asep menegaskan di Jawa Barat ada sekitar 15.000 pengusaha tempe dan tahu.
Di Kota Bogor terdapat 20 pengusaha tempe serta 320 pengrajin pengguna kedelai.
Saat ini pejual tahu dan tempe masih beroperasi di Kota Bogor, meski terjadi
pengurangan jumlah.
Paling tidak jika pemerintah tidak memperbaiki tata niaga kedelai,
pengusaha akan terpaksa menaikkan harga tempe dan tahu sebesar 25 persen. Harga
saat ini termasuk paling tinggi dibanding sebelumnya. Bahkan, mencapai rekor
tertinggi selama hampir 14 tahun ini sejak krisis moneter tahun 1998. Saat itu
harga kedelai menembus angka seperti sekarang ini.
Hari ini, harga kedelai impor meningkat sebesar 39 persen ke USD 16,77 per
bushel di Chicago Board Of Trade atau mencapai rekor tertinggi pada penutupan
akhir pekan yang mencapai USD 16,91 per bushel. "Katanya ada yang lokal,
tapi kami sampai saat ini tidak pernah melihatnya." kata Asep. Untuk harga
kedelai lokal mencapai Rp 8.000.”
Kalau sudah begitu, tahu tempe kini sudah menjadi barang yang mahal.
Akibatnya, orang miskin tidak bisa lagi mengkonsumsi makanan rakyat yang
sebelumnya menjadi makanan alternative selain daging. Jika tahu tempe sudah
mahal, apalagi yang bisa dimakan oleh kaum papa? Desastian