Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Luar Negeri KH. Muhyidin
Junaidi menyesalkan para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) di negeri ini yang suka
berteriak HAM. “Kemana mereka? Kenapa bungkam?” Giliran masyarakat non-muslim,
dunia memberi perhatian. Tapi begitu kaum muslimin yang ditindas, dizalimi dan
dibantai, para aktivis HAM diam seribu bahasa. Terlalu!!
“Masyarakat internasional, terutama PBB, seharusnya memperhatian kasus ini
dengan memberi porsi lebih. Mungkin, karena tragedi Muslim Rohingya tidak
marketable (tidak menjual), ada kencenderungan para aktivis HAM melakukan
pembiaran terhadap nasib suku Rohingya yang beragama muslim di Myanmar.
KH. Muhyidin mengkritik LSM yang peduli HAM yang tidak bergeming terhadap
penderitaan Muslim Rohingya. “Seharusnya mereka memberi perhatian khusus. Jika
kasus itu menimpa non muslim, mereka memberi perhatian lebih, dan cepat
bereaksi. Tapi giliran kaum muslimin yang dibantai, dibiarkan saja. Jelas ini
tidak adil. .
MUI mendesak Pemerintah Indonesia agar menyelesaikan kasus kemanusiaan yang
menimpa Muslim Rohingya. Ia yakin Pemerintah Indonesia bisa menjadi leader
di kalangan anggota ASEAN lainnya, untuk menekan Myanmar agar menhormti HAM
negara yang mayoritas memeluk agama Budha.
Ketika ditanya Voa-Islam, kenapa pemerintah Indonesia tidak memberi suaka
politik kepada pengungsi Muslim Rohingya yang sempat transit di Aceh dan
Lampung? Dikatakan KH. Muhyidin, pada umumnya, pengungsi Muslim Rohingya minta
suaka minta ke negara Australia dan New Zeland, sedangkan Indonesia hanya
dijadikan tempat transit saja. “Namun demikian, pemerintah Indonesia harus
menghormati dan melayani mereka dengan baik.”
Tidak diberikannya suaka politik di setiap negara ASEAN, kata Muhyidin,
biasanya terkendala oleh mekanisme khusus dalam menyelesaikan problem suatu
negara. Dalam hal ini, Indonesia terlalu hati-hati, meski terlihat terjadi
unsur pembiaran. Indonesia sebenarnya dapat mempengaruhi negara-negara ASEAN
untuk menyelesaikan tragedi kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya, jika mau.
KH. Muhyidin tidak menutup mata, jika para biksu di Myanmar ikut melakukan
kekerasan terhadap Muslim Rohingya yang minoritas. Jika melihat negara-negara
yang dipimpin oleh Pemerintah Buddhis, umat Islam sengaja diciptakan agar hidup
terbelakang dalam segala bidang, baik politik maupun ekonomi.
Terjadi ketidak adilan pemerintah di negeri yang mayoritas beragama Buddha
yang membiarkan umat Islam di Thailand Selatan, Myanmar, Kamboja, Laos dan
Vietnam dan sekitarnya, terus menerus hidup terbelakang. Inilah fakta, ketika
umat Islam sebagai minoritas, selalu ditindas, dizalimi, dibantai, diskriminasi
dan diperlakukan tidak adil, seperti halnya bangsa yang terjajah. Desastian