Pemandangan para pekerja yang merokok di luar gedung di segala cuaca kini
semakin umum. Ruang merokok di bar-bar, pub, restoran dan hotel sudah lama
ditiadakan.
Sudah lima tahun ini England menjadi wilayah Inggris yang paling akhir
menerapkan larangan merokok di tempat kerja dan tempat umum. Tujuannya tidak
lain mengurangi jumlah perokok pasif yang terpapar asap rokok orang lain.
Skotlandia merupakan wilayah Inggris Raya yang pertama kali memperkenalkan
undang-undang anti asap rokok pada Maret 2006. Disusul oleh Wales pada 2 April
2007, Irlandia Utara 30 April dan England mulai 1 Juli 2007.
“Itu merupakan salah satu tindakan kesehatan masyarakat yang paling penting
di akhir abad lalu. Tidak diragukan lagi, manfaatnya sangat besar sekali,” kata
Amanda Sandford, manajer riset di Action on Smoking and Health (ASH), dikutip BBC
(30/6/2012).
Larangan tersebut populer di kalangan orang dewasa Inggris saat mulai
diimplementasikan. Dan berdasarkan jajak pendapat terbaru atas lebih dari
12.000 responden, sebanyak 78% dari orang-orang dewasa itu masih mendukung
peraturan larangan merokok di tempat umum.
“Peraturan itu memberikan pengaruh yang sangat signifikan,” kata Profesor
Linda Bauld dari Universitas Stirling dan UK Centre for Tobacco Control
Studies.
“Riset menunjukkan manfaatnya bagi kesehatan, perubahan sikap dan perilaku,
dan tidak menunjukkan dampak merugikan bagi industri perhotelan.”
Sebuah studi atas para pekerja di bar, lewat pemeriksaan air liur,
paru-paru dan kualitas udara menunjukkan, kesehatan alat pernafasan mereka
meningkat tajam setelah peraturan larangan merokok diterapkan. Hal itu
merupakan dampak langsung dari berkurangnya paparan asap terhadap perokok
pasif.
Studi lain yang melihat kondisi anak-anak di England antara 1996 dan 2007
mendapati, paparan asap rokok yang diterima anak sebagai perokok pasif
berkurang hampir 70%.
Meskipun studi itu dilakukan hanya mencakup beberapa bulan setelah larangan
diberlakukan, Prof Bauld mengatakan bahwa paparan asap rokok terhadap anak-anak
terus berkurang.
Bahaya di rumah
Para penentang larangan merokok berdalih, aturan itu hanya akan menggiring
orang dewasa merokok lebih banyak di rumah, sehingga resiko anak-anak menjadi
perokok pasif lebih besar.
Namun studi yang dilakukan di Skotlandia menunjukkan bukti sebaliknya.
Sebuah studi yang dilakukan Universitas Glasgow menunjukkan terdapat penurunan
sebesar 5% jumlah anak penderita asma yang dirujuk ke rumah sakit, dalam tiga
tahun setelah larangan merokok diterapkan di wilayah itu.
Menurut Sanford, para perokok sekarang lebih sadar dengan bahaya perokok
pasif dan lebih melindungi anak-anak di rumah.
Profesor John Britton, ketua Royal College of Physician dari kelompok
penasehat seputar tembakau, mengatakan larangan itu “telah memeberikan pengaruh
yang sangat besar bagi kualitas hidup khususnya di kalangan penderita penyakit
jantung.”
Sebuah studi yang dibiayai departemen kesehatan menunjukkan, antara Juli
2002 sampai September 2008 di England terdapat penurunan kasus rujukan serangan
jantung ke unit gawat darurat sebanyak 2,4%.
Riset dari Skotlandia melaporkan, rujukan ke unit gawat darurat untuk kasus
serangan jantung menurun lebih dari 17%, setelah larangan merokok di tempat
publik diberlakukan.
Sementara di Glasgow, penelitian yang memfokuskan pada angka kelahiran
prematur menunjukkan bahwa terjadi penurunan 10% kasus bayi lahir prematur
setelah larangan itu diberlakukan.
Menghirup asap rokok orang lain atau menjadi perokok pasif, dapat
membahayakan kesehatan dalam waktu lama dan dalam jangka pendek mengakibatkan
serangan jantung dan angina (angin duduk), kata Prof Bauld.
Berhenti merokok
Meskipun kesehatan masyarakat Inggris secara umum menjadi lebih baik.
Namun, belum terlihat penurunan besar-besaran angka perokok, yang berhenti
akibat adanya larangan tersebut.
Di semua level, jumlah perokok di kalangan orang dewasa di Britania Raya
masih tetap sekitar 21% pada tahun 2007-2009.
Sementara di timur laut England menunjukkan hal berbeda, di mana jumlah
orang dewasa perokok pada tahun 2005 tercatat 29%. Pada tahun 2007 angka itu
turun menjadi 27% dan turun lagi menjadi 21% pada 2011.
Simon Clark, ketua dari kelompok lobi para perokok Forest, menuding aturan
tersebut menjadi penyebab orang semakin banyak yang merokok dan minum minuman
keras di rumah.
Kelompoknya menuntut agar disediakan ruangan khusus merokok di bar dan
klub-klub malam. Menurutnya hanya ada sedikit orang yang akan menentang usulan
itu.
Namun, sebagian warga lain bahkan ingin larangan merokok diperluas.
Larangan merokok secara total di tempat-tempat umum dan kendaraan di mana ada
anak-anak sudah diusulkan.*