Sabtu, 21 Juli 2012

Inggris Semakin Sehat Setelah Larangan Merokok

Pemandangan para pekerja yang merokok di luar gedung di segala cuaca kini semakin umum. Ruang merokok di bar-bar, pub, restoran dan hotel sudah lama ditiadakan.

Sudah lima tahun ini England menjadi wilayah Inggris yang paling akhir menerapkan larangan merokok di tempat kerja dan tempat umum. Tujuannya tidak lain mengurangi jumlah perokok pasif yang terpapar asap rokok orang lain.


Skotlandia merupakan wilayah Inggris Raya yang pertama kali memperkenalkan undang-undang anti asap rokok pada Maret 2006. Disusul oleh Wales pada 2 April 2007, Irlandia Utara 30 April dan England mulai 1 Juli 2007.

“Itu merupakan salah satu tindakan kesehatan masyarakat yang paling penting di akhir abad lalu. Tidak diragukan lagi, manfaatnya sangat besar sekali,” kata Amanda Sandford, manajer riset di Action on Smoking and Health (ASH), dikutip BBC (30/6/2012).

Larangan tersebut populer di kalangan orang dewasa Inggris saat mulai diimplementasikan. Dan berdasarkan jajak pendapat terbaru atas lebih dari 12.000 responden, sebanyak 78% dari orang-orang dewasa itu masih mendukung peraturan larangan merokok di tempat umum.

“Peraturan itu memberikan pengaruh yang sangat signifikan,” kata Profesor Linda Bauld dari Universitas Stirling dan UK Centre for Tobacco Control Studies.

“Riset menunjukkan manfaatnya bagi kesehatan, perubahan sikap dan perilaku, dan tidak menunjukkan dampak merugikan bagi industri perhotelan.”

Sebuah studi atas para pekerja di bar, lewat pemeriksaan air liur, paru-paru dan kualitas udara menunjukkan, kesehatan alat pernafasan mereka meningkat tajam setelah peraturan larangan merokok diterapkan. Hal itu merupakan dampak langsung dari berkurangnya paparan asap terhadap perokok pasif.

Studi lain yang melihat kondisi anak-anak di England antara 1996 dan 2007 mendapati, paparan asap rokok yang diterima anak sebagai perokok pasif berkurang hampir 70%.

Meskipun studi itu dilakukan hanya mencakup beberapa bulan setelah larangan diberlakukan, Prof Bauld mengatakan bahwa paparan asap rokok terhadap anak-anak terus berkurang.

Bahaya di rumah

Para penentang larangan merokok berdalih, aturan itu hanya akan menggiring orang dewasa merokok lebih banyak di rumah, sehingga resiko anak-anak menjadi perokok pasif lebih besar.

Namun studi yang dilakukan di Skotlandia menunjukkan bukti sebaliknya. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Glasgow menunjukkan terdapat penurunan sebesar 5% jumlah anak penderita asma yang dirujuk ke rumah sakit, dalam tiga tahun setelah larangan merokok diterapkan di wilayah itu.

Menurut Sanford, para perokok sekarang lebih sadar dengan bahaya perokok pasif dan lebih melindungi anak-anak di rumah.

Profesor John Britton, ketua Royal College of Physician dari kelompok penasehat seputar tembakau, mengatakan larangan itu “telah memeberikan pengaruh yang sangat besar bagi kualitas hidup khususnya di kalangan penderita penyakit jantung.”

Sebuah studi yang dibiayai departemen kesehatan menunjukkan, antara Juli 2002 sampai September 2008 di England terdapat penurunan kasus rujukan serangan jantung ke unit gawat darurat sebanyak 2,4%.

Riset dari Skotlandia melaporkan, rujukan ke unit gawat darurat untuk kasus serangan jantung menurun lebih dari 17%, setelah larangan merokok di tempat publik diberlakukan.

Sementara di Glasgow, penelitian yang memfokuskan pada angka kelahiran prematur menunjukkan bahwa terjadi penurunan 10% kasus bayi lahir prematur setelah larangan itu diberlakukan.

Menghirup asap rokok orang lain atau menjadi perokok pasif, dapat membahayakan kesehatan dalam waktu lama dan dalam jangka pendek mengakibatkan serangan jantung dan angina (angin duduk), kata Prof Bauld.

Berhenti merokok

Meskipun kesehatan masyarakat Inggris secara umum menjadi lebih baik. Namun, belum terlihat penurunan besar-besaran angka perokok, yang berhenti akibat adanya larangan tersebut.

Di semua level, jumlah perokok di kalangan orang dewasa di Britania Raya masih tetap sekitar 21% pada tahun 2007-2009.

Sementara di timur laut England menunjukkan hal berbeda, di mana jumlah orang dewasa perokok pada tahun 2005 tercatat 29%. Pada tahun 2007 angka itu turun menjadi 27% dan turun lagi menjadi 21% pada 2011.

Simon Clark, ketua dari kelompok lobi para perokok Forest, menuding aturan tersebut menjadi penyebab orang semakin banyak yang merokok dan minum minuman keras di rumah.

Kelompoknya menuntut agar disediakan ruangan khusus merokok di bar dan klub-klub malam. Menurutnya hanya ada sedikit orang yang akan menentang usulan itu.

Namun, sebagian warga lain bahkan ingin larangan merokok diperluas. Larangan merokok secara total di tempat-tempat umum dan kendaraan di mana ada anak-anak sudah diusulkan.*