Pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang memberikan hak
hidup komunis dan atheis menurut Pimpinan Taruna Muslim tidak seharusnya
diungkapkan seperti itu di hadapan Kanselir Jerman Angela Merkel, apalagi di
negeri Jerman sendiri Nazi dilarang.
"Jadi, di negara demokrasi pun ada batasan-batasan terhadap ideologi
yang mempunyai catatan hitam terhadap suatu bangsa," kata Ustadz Alfian
Tanjung kepada arrahmah.com, Jakarta, Rabu (11/7).
Lanjutnya, apabila negara setingkat jerman saja dapat melarang eksistensi
dan aktifitas politik NAZI. Maka menurutnya, Indonesia pun sangat wajar
menerapkan peraturan sejenis bagi ideologi yang mengancam eksistensi negara dan
hal tersebut tidaklah melanggar HAM.
"Kalau di Jerman boleh, berarti di Indonensia tidak ada masalah
melarang Komunis" tutur Ustadz Alfian.
Menurut penulis buku 'Mengganyang komunis: langkah & strategi
menghadapi kebangkitan PKI' ini, pernyataan ketua MK lebih didasari oleh
dorongan untuk pencitraan politik."Dia kan sedang masuk bursa calon
presiden,ada kemungkinan arahnya ke situ" jelasnya.
Namun, menurutnya statemen tersebut jelas sangat berbahaya karena
bertentangan dengan prinsip bangsa Indonesia yang meyakini eksistensi tuhan.
"Logika Ketuhanan yang Maha Esa sangat bertolak belakang dengan atheis dan
komunis terlebih lagi bagi agama Islam. Semua agama akan menentang keberadaan
komunis dan atheis," tegas Dosen di Uhamka ini.
Ustadz Alfian menjelaskan, ideologi komunis maupun atheis bertentangan
secara konstitusi dan tidak bisa eksis di Indonesia karena di negeri ini masih
memiliki Tap MPRS No 25 Tahun 1966 dan UU No 27 tahun 1999 menjadi landasan
konstitusi larangan komunis dan atheis di Indonesia.
"Mahfud jangan lupakan dua hal itu" ungkap Alfian.
Terkait pernyataan Bedjo Untung, seorang Eks anggota IPPI organisasi mantel
PKI, yang mendukung dibolehkannya atheis dan komunis hidup di Indonesia. Ustadz
Alfian menilai hal tersebut merupakan indikasi upaya menghidupkan kembali
organisasi terlarang tersebut kian nyata.
"Ini isyarat kebangitan PKI sedang mewujud. Seperti proses metamorfosa
dari kecebong menjadi katak" imbuhnya.
Sambungnya, sikap Bedjo Untung sangatlah wajar mengingat latar belakangnya
dari organisasi mantel PKI." Ya kalau bedjo Untung itu memang representasi
gerakan mereka yang hendak bangkit, jadi tidak aneh" tandas ustadz Alfian.