Ketika pasukan Shalahudin Al-Ayubi datang dan
menguasai Jerusalem, tak ada balas dendam yang ditakutkan. Shalahudin
mengampuni semua penduduk Jerusalem. Hanya orang-orang yang pernah bertempur
melawannya yang diminta meninggalkan kota setelah membayar tebusan. Kalau di
antara mereka ada yang tak mampu membayar tebusan, sultan Shalahudin rela membayarkan
uang tebusan itu dari kantongnya sendiri.
Shalahudin juga
tersentuh ketika melihat sejumlah wanita, sambil menggendong anak-anaknya,
meminta agar ia mau membebaskan suami-suami mereka yang tertawan. Permintaan
inipun dipenuhinya, bahkan mereka diperbolehkan membawa harta bendanya.
Jatuhnya
Jerusalem membuat musuh kacau balau. Raja Jerman, Perancis dan Inggris-pun
segera mengambil langkah bersama untuk bersatu padu mengumpulkan kekuatan guna
menuntut balas. Pasukan gabungan ketiga negara itu dipimpin oleh raja Richard
Lion Hart dari Inggris. Mereka segera mengepung kota Akra selama beberapa
bulan. Pasukan Shalahudin terdesak dan akhirnya menyerah dengan syarat tak
boleh satupun penduduk dibunuh dan mereka bersedia membayar 200.000 keping emas
sebagai jaminanya. Richard setuju. Namun ketika pembayaran uang jaminan itu
terlambat, semua penduduk Akra dibantai tanpa ampun.
Kekejaman raja
Inggris ini membangkitkan kemarahan Shalahudin. Ia-pun segera memimpin langsung
serangan balasan terhadap pasukan gabungan itu.Terjadi pertempuran sengit
antara dua pihak. Namun peperangan itu diakhiri dengan perdamaian yang
dilakukan pada September 1192 M. Pasukan gabungan meninggalkan medan
pertempuran dengan kekalahan yang menyakitka n. Pasukan gabungan yang semula berjumlah
600.000 tentara, hanya tinggal 100.000 orang yang kembali ke Eropa .
Tiba-tiba tersebar berita bahwa setibanya di Inggris Richard sakit keras.
Maka Shalahudin yang juga seorang dokter itu merasa iba. Dengan berpakaian
seperti orang Eropa dan menutup mukanya dengan topeng kulit, Shalahudin
menyamar, datang ke rumah Richard untuk mengobatinya. Ketika pakaian samarannya
dibuka, Richard terkejut melihat sang dokter itu ternyata adalah musuhnya.
Dengan heran Richard bertanya, "Mengapa engkau tidak membunuhku?"
Shalahudin menjawab secara ksatria, "Tidak! Tuhanku melarang membunuh musuh
dalam keadaan lemah atau sakit."
Semoga kisah
ini ada gunanya buat kedamaian umat manusia, apapun agamanya
Ali Mustahib Elyas
http://unikanehdidunia.blogspot.com