Sungguh memilukan dan menyakitkan perilaku salah seorang dokter di Rumah
Sakit Ahmad Mochtar (RSAM) berinisial AB, yang ringan lidah menghina dan
mencaci warga miskin pemakai kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Peristiwa tersebut terjadi ketika, WI (24), pemegang Jamkesda yang warga Kelurahan Tarok, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi, memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit itu, Senin (2/1) siang lalu.
Entah mengapa, kedatangan WI siang itu tidak disambut ramah oleh sang dokter. Malah dokter itu balik bertanya, ”Biaso awak dima malahia-an?” tanya sang dokter. WI menjawab, “Di Rumah Sakit Yarsi Buk.”
Peristiwa tersebut terjadi ketika, WI (24), pemegang Jamkesda yang warga Kelurahan Tarok, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi, memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit itu, Senin (2/1) siang lalu.
Entah mengapa, kedatangan WI siang itu tidak disambut ramah oleh sang dokter. Malah dokter itu balik bertanya, ”Biaso awak dima malahia-an?” tanya sang dokter. WI menjawab, “Di Rumah Sakit Yarsi Buk.”
“Ooooooo, dek pakai kartu miskin, mangko kamari mah yo?” MI pun menjawab
”Indak Buk, awak pakai Jamkesda. Rumah sakit rujukan Jamkesda tu kamari Buk.
Makonyo awak datang kamari.”
“Iyo, Jamkesda atau apolah namonyo, itu urang miskin mah,” ujar dokter AB sambil merobek kertas administrasi Jamskesda MI yang telah dibuatkan staf dokter tersebut.
WI menceritakan penghinaan dokter RSAM terhadap dirinya tersebut kepada Haluan, Selasa (3/1), sambil meminta agar nama terangnya tidak ditulis. Masalahnya, ia belum melahirkan dan ia menduga sekaligus merasa khawatir, pihak RSAM pasti akan dendam padanya jika masalah ini diberitakan media massa.
Menyikapi pelayanan buruk itu, Direktur RSAM Bukittinggi dr. Ermawati, M.Kes yang dihubungi Haluan siang kemarin membantah cerita yang dialami WI. Ermawati menyatakan bahwa tidak ada pelayanan seperti itu di rumah sakit yang ia pimpin.
“Saya mengenal Uni AB. Orangnya baik dan ramah. Bahkan setelah saya konfirmasi, sepanjang Senin lalu, AB mengaku tidak pernah mengasari pasien Jamkesda,” bantah Ermawati.
Ermawati pun menjamin, tidak akan ada sikap balas dendam dari pihaknya,
jika ada pasien yang komplain melalui media.
”Saya perlu tahu nama dan alamat pasien itu Pak. Saya jamin dia tidak akan
kami apa-apakan. Apalagi balas dendam,” kata Ermawati sambil mendesak Haluan
siapa nama dan dimana alamat pasien berinisial WI tersebut.
Direktur RSAM itu juga mengatakan, pasien Jamkesda berobat di RSAM tidak gratis. Karena pembiayaanya dijamin oleh pemerintah.
Direktur RSAM itu juga mengatakan, pasien Jamkesda berobat di RSAM tidak gratis. Karena pembiayaanya dijamin oleh pemerintah.
”Pasien Jamkesda itu tidak gratis, tetapi dibayarkan oleh pemerintah pusat
melalui Kementrian Kesehatan,” terang Ermawati. [mar]
http://sindikasi.inilah.com