Galau, sudah tidak asing lagi didengar oleh kalangan remaja hingga dewasa
awal. Bila diperhatikan, tidak jarang kita menemui status facebook atau twitter
yang berisi kegalauan dari pemilik akun. Biasanya mereka menunjukkan kegalauan
dengan status mengeluh, menunjukkan diri sedang resah, bingung, dan pikiran
kacau. Bagaimana sebenarnya galau dilihat dari sisi psikologi? Apakah ini
termasuk gangguan atau tidak?
Galau dalam KBBI memiliki persamaan kata dengan kacau pikiran, bimbang,
bingung, cemas dan gelisah. Kata galau akan lebih tepat bila disebut bimbang,
namun pengertiannya lebih pada arah bentuk kecemasan seseorang.
Kecemasan adalah perasaan tak nyaman berupa rasa gelisah, takut, atau
khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor psikologis dan fisiologis.
Kecemasan dalam kadar normal merupakan reaksi atas stress yang muncul guna
membantu seseorang dalam merespon situasi yang sulit.
Kecemasan dapat dimasukkan dalam teori psikoanalisis. Freud mengatakan
kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang
sistem kontrol atas energi psikis yang ada.
- Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada besarnya ancaman.
- Kecemasan neurotik adalah rasa takut bila instink atau keinginan pribadi akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.
- Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Galau adalah bentuk kecemasan, sedangkan status FB dan Tweet yang mereka
ketik adalah bentuk perilakunya. Cara mengatasi kegalauan bukan hanya terkait
dengan usaha menstabilkan diri, namun juga mengatasi masalah yang ada. Problem
solving bisa dilakukan dengan cara:
- Mengubah dorongan kecemasan pada bentuk perilaku lain yang lebih positif.
- Carilah sesuatu bidang yang dapat membuat kamu bisa lebih berprestasi, diperhatikan, dan disukai.
- Tekanlah perasaan itu dengan alasan yang rasional dan utarakan di waktu yang tepat.
- Carilah sebab yang “masuk akal” untuk menjelaskan kenapa hal ini terjadi pada kamu, ini untuk menghindari kecemasan yang tanpa alasan realistis.
- Cobalah untuk menceritakan pada orang lain perasaan dan masalah kamu agar lebih jelas sebab yang menimbulkan kecemasan itu.
Menggalau tidak masalah bila dilakukan dalam jumlah yang minim, namun tidak
dapat ditoleransi bila dilakukan berkali-kali dan sangat sering dilakukan. Sisi
positif dari perilaku galau adalah belajar mengakui kelemahan kita dan
berpasrah diri atas apa yang sudah kita usahakan. Masih ada tuhan yang memiliki
rencana dan kuasa atas segalanya.
Sumber http://www.fimadani.com