London binman, Wilbur Ramirez tinggal selama 10 hari
di rumah Imam, tukang sampah di Jakarta. Dia mencoba menghayati kehidupan
sehari-hari Imam.Senin, 30 Januari 2012 10:07 WIB
|
Laporan mengenai kisah tukang sampah Jakarta yang disebut sebagai kota
dengan pertumbuhan kota yang cukup pesat di dunia ditayangkan stasiun televisi
Inggris BBC2, Minggu (29/1) malam.
Laporan wartawan BBC London berjudul 'Toughest Place to be a binman'
membandingkan tukang sampah di London dan Jakarta menarik perhatian masyarakat
Indonesia tidak saja di Inggris tetapi juga di Brussel,dan Amerika Serikat yang
bisa menyaksikan tayangan tersebut melalui BBC Iplayer.
Selama satu jam laporan mengenai kisah Imam, tukang sampah di Jakarta yang
bekerja mengumpulkan sampah setiap harinya dengan gerobaknya sementara diawal
tayangan, tukang sampah dari Inggris Wilbur Ramirez mengunakan truk dan bekerja
dengan dua rekannya.
Dalam laporan mendalamnya itu, BBC London membandingkan bagaimana kerja
tukang sampah yang dikenal dengan binman di Inggris dengan tukang sampah di
Jakarta yang sangat jauh berbeda dilihat dari berbagai segi bahkan kesehatan
dan keselamatan.
Bahkan Wilbur Ramirez, ayah dua anak itu pun hidup bersama Imam dan
keluarganya di perkampungan miskin ditengah tengah kehidupan kota Jakarta yang
kaya dan sangat timpang antara yang kaya dan miskin.
Wilbur Ramirez, selama 10 hari, mengikuti Imam bekerja mengumpulkan sampah
di kota yang disebutkan sebagai kota yang padat penduduk dan sampah menjadi
masalah besar.
"Kamu bekerja dengan siapa saja," tanya London binman Wilbur
Ramirez kepada Imam yang dijawab ia bekerja sendiri mengumpulkan sampah dari
rumah ke rumah.
Menangis
Melihat kehidupan Imam, ternyata Wilbur seringkali merasa terharu dan
bahkan meneteskan air mata. Mana mungkin dengan gaji yang tidak seberapa Imam
dapat hidup bersama anak dan istrinya meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai
tukang sampah selama lima tahun.
Dalam laporannya disebutkan Wilbur pun ikut mengumpulkan sampah dan bahkan
menjajal melakukannya seorang diri dari rumah ke rumah.
"Sampah........," demikian teriak Imam, ayah dua anak ini
sehari-hari menjalankan aktfitasnya sebagai pengumpul sampah.
Wilbur pun tidak dapat membendung air matanya ketika berkisah bagaimana
kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak tersentuh oleh pelayanan
kesehatan.
Dari dunia kesehatan dan keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris,
Wilbur pun merasa takjub bagaimana sampah yang menumpuk di Bantargerbang dan
dikerumuni oleh para pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan
mereka.
Diakhir laporan Wilbur yang tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan
Imam dengan gaji yang tidak seberapa itu menemukan kehidupan Imam yang
mendominasi, dan ketidakberdayaannya untuk mengubah keadaannya.
Pada akhirnya setelah Wilbur berbicara dengan ketua RT yang minta agar Imam
mendapat kenaikan gaji pun dapat dikabulkan.
Menjadi Perbincangan di Internet
Zulindatando Berry Natalegawa menulis di laman Facebook-nya
"sediiiiiih banget liat acara di BBC 2 di London hari ini acara seorang
binman London ke Jakarta berbagi pengalaman".
"Sangat memalukan sekali kota Jakarta ternyata sangat kotor dan masih
terbelakang sekali cara kerjanya," ujar istri Berry Natalegawa, kakak
Menlu Marty Natalegawa.
Menurut Linda, demikian Zulindatando Berry Natalegawa, biasa disapa
seharusnya para pejabat malu menyaksikan acara yang menjadi perhatian
masyarakat di Inggris.
"Apa enggak malu? malah wakil rakyat seenak enaknya ambil uang rakyat
apa lagi pemimpin negara yang tidak peduli sangat memalukan, semoga Allah
bukakan mata dan telinga para pemimpin negara ini," ujar Linda yang
bekerja di Kedutaan Besar Brunei Darussalam di London dan merekam program tersebut
dan akan membawa ke Jakarta.
"Nangis aku nontonnya.....bukan nangisin tukang sampah Inggris, tetapi
rakyat kita yang kerja mengais-ngais sampah," ujar Yanti Hitalessy.
Laporan dari BBC itu pun menjadi bahan diskusi di laman facebook yang
antara lain disebut oleh Lies Parish meskipun sama berprofesi sebagai tukang
sampah atau binmen namun pekerjaan dan kehidupan mereka sungguh jauh berbeda.
Bahkan London binmen pun sampai menangis menyaksikan bagaimana tukang
sampah di Jakarta, ujar Lies Parish yang lebih dari 14 tahun menetap di
Inggris.
Hamiyah Panama, ibu Amelie yang pernah menetap di Inggris dan kini tinggal
di Brussel yang juga menyaksikan tayangan tersebut mengakui bahwa acara
benar-benar kontras kehidupan di sana, miris.
Begitupun yang ditulis Tjatri Dwimunali yang tinggal di Bristol menulis
tukang sampah di Inggris yang ikut bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta pun
merasa prihatin akan nasib tukang sampah di Jakarta, dan bahkan sering menangis
melihat keadaan tukang sampah di Jakarta.
http://www.republika.co.id