YA’QUB BIN
JAKFAR BIN SULAIMAN suatu saat ikut berjihad bersama Khalifah Al Mu’tashim ke
wilayah Al Ammuriyah, wilayah Romawi yang paling kuat saat itu. Saat pasukan
Muslim berhadapan dengan benteng Al Ammuriyah, seorang lelaki Romawi berdiri di
atas benteng sambil mencela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam setiap hari.
Ia mencela Rasulullah dengan terang-terangan menyebut nama dan nasab dengan
bahasa bahasa Arab. Pasukan Muslim marah karena perbuatan laki-laki itu, namun
mereka tidak mampu berbuat apa-apa karena panah tidak mampu menjangkaunya.
Ya’qub Bin Jakfar yang merupakan seorang pemanah ulung, akhirnya mencoba
membidikkan panahnya ke arah pencela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
tersebut. Panahan Ya’qub ternyata berhasil mengenai tepat di leher lelaki
Romawi itu. Pasukan Islam pun serentak bertakbir bergembira.
Khalifah Al Mu’tashim ikut bergembira dengan keberhasilan itu, lebih-lebih
Ya’qub bin Jakfar merupakan keturunan Bani Abbas sama dengan khalifah. Khalifah
akhirnya memberi uang kepada Ya’qub sebesar 100 ribu dirham, namun Ya’qub
menolak. Pemberian pun dinaikkan menjadi 500 ribu dirham dan Ya’qub juga
menolaknya. (Ta’liq Risalah Al Mustarsyidin oleh Syeikh Abdull Fattah Abu
Ghuddah, hal. 238 yang menukil dari manuskrip Risalah fi Shaid wa Ar Rimayah wa
Al Khail, karya Ibrahim bin Wali Al Hanafi)
Dari kisah di atas bisa diketahui betapa umat Islam dari rakyat hingga
penguasa amat menghormati Rasulullah Shallallahi Alaihi Wasallam hingga memberi
penghargaan bagi pemanah yang berhasil membidik pencela Rasulullah dengan
penghargaan besar. Kisah juga menunjukkan betapa para prajurit Muslim tidak
rakus terhadap materi.