Klub sepak bola Liga Primer Inggris, Newcastle United, menghadapi tuntutan
dari empat pemain muslim mereka, yakni Demba Ba, Papiss Cisse, Cheick Tiote,
dan Hatem Ben Arfa. Tindakan ini diambil setelah klub berjuluk the Magpies itu
menjalin kerja sama dengan perusahaan peminjaman uang asal Inggris, Wonga,
selama empat tahun.
Keempatnya memboikot tidak akan memakai baju klub dengan logo Wongo. Ini
mendatangkan masalah besar bagi Newcastle lantaran keempatnya merupakan pemain
kunci klub bermarkas di Saint James Park itu. “Ini tuduhan menyedihkan bagi
sponsor Newcastle United,” ujar bos Newcastle United, Nick Forbes, seperti
dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (12/10).
Newcastle United mendapat keuntungan Rp 369 miliar per musim dari hasil
kerja sama dengan Wonga. Sebelumnya, Newcastle mengakhiri kerja sama dengan
perusahaan penyedia jasa keuangan asal Inggris, Virgin Money, yang hanya
memberikan keuntungan Rp 46 miliar saban tahun.
Direktur Utama Newcastle United, Derek Llambias, mengatakan dirinya
menyambut gembira kontrak kerja sama dengan Wonga. “Ini menjadi langkah dalam
membangun klub bisa berkompetisi di level tertinggi,” ucapnya.
Menurut Asisten Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris Syekh Ibrahim
Morga, keempat pemain muslim Newcastle itu berhak melakukan itu. Dia
mencontohkan tindakan serupa pernah dilakoni Frederic Kanoute ketika bermain
buat Sevilla di Liga Spanyol. Dia menolak memakai kostum berlogo perusahaan
judi 888.com. “Saya percaya ini bukan permintaan berlebihan,” ujarnya.
Dalam industri sepak bola, setiap sponsor utama berhak mencantumkan simbol
mereka di bagian depan kaus klub.*/merdeka.com