Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Pribahasa itu
mungkin tepat ditujukan kepada Ruslan Kamaludin (33).
Dengan berbekal nekad dan sedikit trik yang diperoleh dari internet, warga Dusun Plataran Kiyudan RT 01 RW I, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, itu sukses menggasak isi rekening orang di delapan ATM di wilayah Karisidenan Kedu (Magelang, Temanggung, Kebumen, Purworejo dan Wonosobo).
Dengan berbekal nekad dan sedikit trik yang diperoleh dari internet, warga Dusun Plataran Kiyudan RT 01 RW I, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, itu sukses menggasak isi rekening orang di delapan ATM di wilayah Karisidenan Kedu (Magelang, Temanggung, Kebumen, Purworejo dan Wonosobo).
Ruslan beraksi sedikitnya dua kali dalam seminggu dengan dibantu seorang temannya yang berperan sebagai petugas operator palsu. Ruslan memasang plastik mika pengganjal di celah lubang ATM yang menjadi targetnya.
Dia kemudian memasangi ATM itu dengan stiker layanan operator yang berisi nomor telepon dengan kode Jakarta. Setelah itu, dia menunggu pengguna ATM yang panik karena kartu ATM nya tertelan. Dia lantas berpura-pura menolongnya.
Untuk meyakinkan korbannya, dia berpura-pura menelepon operator bank yang tak lain adalah temannya sendiri.
"Setiap kali saya beraksi berpura-pura menolong korban. Kemudian meminta nomor PIN korban. Jika berhasil saat menolong korban saya langsung mentransfer sejumlah uang milik korban ke nomor rekening saya dan rekan operator palsu itu," kata Ruslan kepada merdeka.com di Mapolsek Mertoyudan, Magelang Kamis (4/10).
Namun canggihnya, setelah pemilik kartu ATM meninggalkan lokasi, Ruslan dapat mengeluarkan kartu itu kembali tanpa membongkar mesin. Tiap sukses beraksi, Ruslan akan memberi bagian sang operator palsu sebesar Rp 400 ribu. Namun, jumlah itu dapat bertambah tergantung besar kecilnya hasil yang diperoleh.
Dari hasil uang kejahatan itu, Ruslan telah membeli satu unit sepeda motor Honda Revo. Namun nahas aksinya di sebuah SPBU di Candi Mas Glagah, Banjarnegoro, Mertoyudan, Magelang, diketahui petugas SPBU bernama Dadang Tarihoran (26). Ruslan pun akhirnya ditangkap polisi.
Kepada polisi, Ruslan mengaku mendapatkan keahlian itu dari internet. Berkat bantuan situs pencari Google dia berhasil mendapatkan trik jahat itu dan kemudian dipraktikkannya.
"Belajar dari Mbah Google mas. Saya googling, saya praktikkan dan saya lakukan upaya pembobolan pada kotak ATM yang mayoritas dilakukan pada pagi dini hari," katanya.
Ruslan sehari-harinya berprofesi sebagai teknisi komputer. Di sela-sela kesibukannya itu Ruslan 'berguru' kepada 'Mbah Google' agar kartu ATM pengguna tertelan di mesin ATM.
"Saya ibaratkan disk drive kalau menelan sebuah disket dengan diganjal lempengan mika dengan hanya mencongkel mika maka kartu ATM akan keluar dengan sendirinya. Tanpa harus membongkar kotak boks ATM dan itu saya lakukan di beberapa ATM sasaran. Hanya dengan menekan mika yang saya pasang di dalam bibir lubang untuk memasukan, ATM langsung keluar," kata Ruslan.
Ruslan mengaku telah 'mengerjai' delapan pengguna kartu ATM dari bank yang berbeda di sejumlah lokasi. Selama beraksi, puluhan juta rupiah telah berhasil diperolehnya.
Kasus Ruslan semakin membuka mata soal informasi tanpa batas yang dapat diperoleh dari internet. Banyak hal positif yang dapat diperoleh dari internet, tapi banyak pula dampak negatif yang dapat dihasilkan dari penyalahgunaan produk teknologi zaman milenium itu.
Melalui internet, seseorang bebas menelusuri semua informasi di belahan dunia manapun. Bahkan, hal yang bersifat esek-esek dapat dilihat melalui internet, film porno misalnya.
Untuk meminimalisir dampak negatif itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) telah berupaya memblok sejumlah konten, salah satunya adalah soal konten porno. Namun, luasnya dunia internet tentu saja tak mampu dibendung oleh Kemeninfo.