Minggu, 28 Oktober 2012

Jaringan Gereja Internasional terlibat separatisme Papua


Jaringan gereja internasional terlibat upaya melepaskan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Bukan rahasia lagi jaringan gereja internasional mendukung Papua merdeka," kata tokoh Papua, Ustadz Fadlan Garamatan seperti dilansir itoday, Kamis (25/10).


Menurut Ustadz Fadlan, dalam persoalan Papua, gereja bermain di dua kaki. "Gereja kadang mendukung Indonesia tetapi mempunyai misi melepaskan Papua dari NKRI," jelasnya.

Ia juga mengingatkan kejadian lepasnya Timor-Timur dari Indonesia tidak bisa dilepaskan dari jaringan gereja internasional terutama Vatikan. "Waktu Timor-Timur lepas, Vatikan mempunyai peran besar, Anda bisa lihat peran Uskup Belo dalam melepaskan Timor-Timur dari NKRI," jelasnya.

Kata Ustadz Fadlan, umat Islam di Papua mempunyai peran dalam mempertahankan wilayah paling Timur Indonesia dalam naungan NKRI. "Tidak bisa dipungkiri umat Islam di Papua berupaya mempertahnakan Papua dalam wilayah NKRI," jelasnya.

Ia menyesalkan pihak intelijen Indonesia yang tidak bisa mendeteksi pergerakan jaringan gereja internasional di Papua. "Ini intelijennya tumpul, atau takut dengan jaringan Vatikan?" tanya Ustadz Fadlan.

Terkait berbagai bentrokan di wilayah Papua, ia mengatakan, sengaja dibuat kelompok yang mengingankan Papua merdeka. "Bentrokan dengan aparat itu memang disengaja agar terjadi pelanggaran HAM dan yang jadi korban orang-orang Papua," ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan massa yang tergabung dalam Komite Nasional Papua Barat (KNPB) bentrok dengan aparat Polres Manokwari dalam unjuk rasa mendukung sidang International Lawyers For West Papua di Inggris, Selasa (23/10) di depan kampus Universitas Negeri Papua (Unipa). (bilal/arrahmah.com)


sumber