Jaringan gereja internasional terlibat upaya melepaskan Papua dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Bukan rahasia lagi jaringan gereja internasional mendukung Papua
merdeka," kata tokoh Papua, Ustadz Fadlan Garamatan seperti dilansir itoday,
Kamis (25/10).
Menurut Ustadz Fadlan, dalam persoalan Papua, gereja bermain di dua kaki.
"Gereja kadang mendukung Indonesia tetapi mempunyai misi melepaskan Papua
dari NKRI," jelasnya.
Ia juga mengingatkan kejadian lepasnya Timor-Timur dari Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari jaringan gereja internasional terutama Vatikan. "Waktu
Timor-Timur lepas, Vatikan mempunyai peran besar, Anda bisa lihat peran Uskup
Belo dalam melepaskan Timor-Timur dari NKRI," jelasnya.
Kata Ustadz Fadlan, umat Islam di Papua mempunyai peran dalam
mempertahankan wilayah paling Timur Indonesia dalam naungan NKRI. "Tidak
bisa dipungkiri umat Islam di Papua berupaya mempertahnakan Papua dalam wilayah
NKRI," jelasnya.
Ia menyesalkan pihak intelijen Indonesia yang tidak bisa mendeteksi pergerakan
jaringan gereja internasional di Papua. "Ini intelijennya tumpul, atau
takut dengan jaringan Vatikan?" tanya Ustadz Fadlan.
Terkait berbagai bentrokan di wilayah Papua, ia mengatakan, sengaja dibuat
kelompok yang mengingankan Papua merdeka. "Bentrokan dengan aparat itu
memang disengaja agar terjadi pelanggaran HAM dan yang jadi korban orang-orang
Papua," ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan massa yang tergabung dalam
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) bentrok dengan aparat Polres Manokwari dalam
unjuk rasa mendukung sidang International Lawyers For West Papua di Inggris,
Selasa (23/10) di depan kampus Universitas Negeri Papua (Unipa). (bilal/arrahmah.com)
sumber