Kamis, 21 Februari 2013

Saksi mata katakan tentara teroris Mali lakukan penyiksaan dan pembunuhan keji selama operasi militer di utara


Di Mali utara, tentara teroris Mali yang mengklaim sebagai pelindung negara, seringkali melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang tak bersalah yang mereka klaim mendukung kelompok Mujahidin, lansir AFP mengutip para saksi mata.


Kolonel Saliou Maiga, kepala paramiliter di Gao, sekitar 1.200 Km dari utara Bamako mengatakan ia telah mencatat beberapa kasus penyiksaan dan percaya bahwa para tentara jika tidak dikendalikan dengan atasan mereka, bisa melakukan apa yang mereka sukai.

Beberapa tentara sering memperlihatkan tabiat buruk dihadapan warga, seperti meminum alkohol bahkan obat-obatan terlarang.  Para prajurit ini sepertinya memiliki sedikit rasa hormat untuk kehidupan manusia.

Beberapa tentara melepaskan tembakan ke arah orang-orang tak bersenjata yang terjebak saat terjadi bentrokan dengan pejuang Islam pada 10 Februari lalu di pusat Gao, seorang jurnalis AFP menyaksikannya.

Dugaan pelanggaran oleh tentara telah meningkat sejak awal intervensi militer Perancis pada 11 Januari, menurut laporan media, Human Right Watch Amnesti Internasional dan Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia.

Memperlakukan tawanan seperti anjing

LSM melaporkan pelanggaran serius termasuk pembunuhan, di dalam dan sekitar kota Biono dan serangkaian eksekusi di dekat pusat kota Mopti dan Sevare, di mana terdapat juga laporan mengenai kekerasan seksual terhadap perempuan.  Saksi juga melaporkan tindakan serupa di dekat zona konflik.

Seorang jurnalis AFP melihat empat warga di Gao dan Timbuktu yang mengalami penyiksaan, tubuh mereka penuh luka bakar seperti disundut oleh rokok, jejak kejutan listrik dan penggunaan asam, patah tulang, memar, luka peluru dan tanda-tanda pencekikan serta pelecehan seksual.

Di sebuah kota yang tidak dapat disebutkan namanya atas permintaan korban, seorang pria mengatakan bahwa ia telah dipukuli dan disundut dengan rokok, tentara menuangkan asam ke hidungnya.

“Ini mungkin karena saya Tuareg, saya tidak melihat alasan lain,” ujarnya kepada AFP.

“Saya tahu bahwa dia bukan Islamis,” ujar dokter yang menambahkan korban mengalami sakit parah karena asam akan menyebabkan menyusutnya kerongkongan, juga mungkin bisa menyebabkan kanker.

Di tempat lain, seorang wanita muda berbaring di ranjangnya.  Dia mengalami patah tulang dan beberapa peluru bersarang di tubuhnya.  Dia mengatakan kepada AFP bahwa beberapa tentara menyerangnya.  Dokternya mengatakan ia juga telah diperkosa.

Di Timbuktu, wartawan Associated Press mengatakan mereka telah menemukan dua orang Arab terkubur di pasir.  Keluarga salah satu korban mengatakan ia telah ditangkap oleh tentara Mali dua minggu sebelumnya.

Sejak saat itu, tentara Mali beberapa kali mendatangi koresponden AP, sumber-sumber mengatakan tentara tidak membuat ancaman fisik, tetapi melakukan tekanan psikologis yang kuat.  Kantor berita tersebut menolak untuk memberikan komentar, lapor Al Arabiya.

Sumber lain mengatakan, mereka merasa jijik atas apa yang telah mereka lihat, menurutnya tentara Mali memperlakukan tawanan seperti anjing.