KEBERADAAN Detasemen Khusus (Densus)
Antiteror 88 tidak saja harus dievaluasi, tapi juga dibubarkan. Demikian
dikatakan Bendahara Jama’ah Anshorut Tauhid, Ustadz Abu Bilal saat melakukan
audiensi dengan Komisi III DPR RI, Selasa (19/2/2013).
“Kami menyimpulkan Densus lebih
kejam dari PKI. Kami bukan hanya menghendaki evaluasi Densus, kami segera minta
Densus segera dibubarkan,” katanya.
Kekejaman Densus dapat dilihat dari
arogansi korps berlambang burung hantu tersebut terhadap para korban. JAT
menilai Densus telah menzhalimi ajaran Islam itu sendiri seperti tindakannya
saat memindahkan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dari LP Cipinang ke Nusa Kambangan.
“Ustadz Abu dilarang mendirikan
Sholat Shubuh. Padahal shalat bagi seorang muslim adalah sesuatu yang wajib,”
tegasnya.
Yang kedua dialami saudara Husen
alias Uceng. Aktivis yang pernah jihad ke Moro ini ditangkap dalam keadaan
tangan diborgol hingga memaksanya buang air besar di dalam celana.
Apa yang telah terjadi di Poso, kata
Abu Bilal, harusnya menyadarkan negara bahwa kezhaliman hanya akan menghasilkan
perlawanan.
“Rakyat Islam akan melakukan
perlawanan hingga titik darah penghabisan,” tegasnya. (Pz/Islampos)