Minggu, 04 Maret 2012

Taufik Ismail Cari Sekolah Yang Ajarkan Rasa Malu

Mencari sekolah yang mengajarkan kejujuran mungkin menjadi barang langka saat ini. Kecurangan demi kecurangan yang terjadi membuat banyak orangtua berfikir ulang tentang arti pendidikan yang sesungguhnya. Itulah sedikit pesan yang disampaikan sastrawan senior Taufik Ismail. Dalam dua acara besar, yakni Deklarasi Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (28/2) maupun Milad INSISTS ke 9 (29/2), pria asal Minang tersebut memukau para pengunjung dengan membawakan sebuah sajak berjudul "Mencari Sekolah Yang Mengajarkan Rasa Malu"


Seorang ibu membawa anaknya ke sekolah A

dia mengajukan permohonan

“Tolong, tolong anak saya diajari rasa malu,” katanya

Kemudian, jawab kepala sekolah

“Waaah, di sekolah kami tidak diajarkan rasa malu,”

“Loh, kenapa, pak?”

“Begini, Bu, ketika murid-murid nyontek, guru-guru kami pura-pura tidak tahu,”

“Ooooh…”

Ibu itu pergi, membawa anaknya ke sekolah B

dia menyebutkan permintaan yang serupa

“Bu, bu, tolong anak saya diajari rasa malu,” ujarnya

Kemudian, jawab ibu kepala sekolah

“Waadduh, di sekolah kami tidak lagi diajarkn rasa malu,”

“Loh, bagaimana toh itu maksudnya, Bu Kepala Sekolah?”

“Begini, begini… Ketika UAN,

ada guru ditugaskan diam-diam,

kepada murid memberi jawaban ujian,”

“ooooo…”

Ibu yang gigih itu

ibu itu sangat gigih

dia membawa anaknya ke sekolah C

dia mengulang lagi permintaan itu juga

“Pak, pak, pak, pak, tolong anak saya diajari rasa malu,” ujarnya

Jawab kepala sekolah,

“Yaaaah, kok nggak tau sih ibu ini?

Di sekolah kami kan sudah lama sekali tidak diajarkan rasa malu,”

“Loh, bagaimana itu penjelasannya Pak Kepala Sekolah?”

“Walah, walaaah, sekolah kami sudah seratus persen lulusnya,

dan itu harus dicapai dengan segala cara,”

“Bagaimana itu caranya pak?”

“dee ngaan see gaa laa caa rraa…”


“ooooooooo…”

9 “O”-nya itu

Hingga sajak selesai dibacakan, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengomentari sajak tersebut.

"Semoga yang disebutkan bukan Sekolah milik Muhammadiyyah. Karena hanya sampai sekolah C, bukan M," ujarnya disambut riuh tawa para hadirin dalam Deklarasi MIUMI. (Pz)

Sumber  http://www.eramuslim.com