Syahir Muzakki Eka Putra, Mufti Sartika Dewi, dan Grace Maria Ulfa. Telah melakukan penelitian terhadap sarang lebah madu.
Awalnya, sarang lebah madu biasanya hanya akan menjadi limbah setelah proses pemerasan madu selesai. Peternak madunya sendiri, kurang mengetahui kalau sarang lebah juga mempunyai kandungan vitamin yang sama seperti halnya madu itu sendiri. Dari situlah kawan-kawan kita ini mulai melakukan penelitian lebih detail terhadap sarang lebah madu tersebut. “ Madu adalah makanan yang tidak mudah membusuk dan mengandung banyak oksida seperti vitamin. Selain itu, unik dan bisa mendapatkan secara gratis. Karena sudah dianggap nggak berguna lagi “ kata Syahir, cowok kelahiran 10 Mei 1994.
Setelah melakukan penelitian sarang lebah madu, kemudian Syahri, Mutfi, dan Grace melakukan uji kandungan sarang lebah. Dengan diuji cobakan kepada hewan marmut. Dalam uji coba tersebut, dibagi menjadi 3 kelompok, kawan. Kelompok kontrol tidak diberi sarang lebah, kelompok 2 diberi sarang lebah 5% berat badan, kelompok 3 diberi 10% berat badan. Dalam penelitian tersebut memakai pestisida reagent serbuk sebanyak 0,03% berat badan. Nah, fungsi pestisida sendiri adalah untuk menstimulasi MDA yang keluar.
Ternyata hasilnya sarang lebah madu tersebut mengandung antioksida, dimana dapat mencegah dampak radikal bebas yang bisa menimbulkan kanker.
Penelitiannya sendiri sudah dilakukan sejak dari kelas 11, lho. Dengan tema “ Sarang Lebah Madu Menurunkan Kadar MDA Dalam Urin Marmut “, dimana sebenarnya penelitian ini adalah sebagai materi untuk lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia ( OPSI ), yang diadakan dari tingkat kota kemudian nasional. Hasil peneltitan mereka juga sempat dipamerkan di ajang Pameran Produk Inovasi ( PPI ) di PRPP, Semarang.
“ Kedepannya, mereka berharap penemuan ini bisa diterapkan kepada manusia. Selain itu, ingin mensosialisasikan bahwa sarang lebah madu juga sangat bermanfaat “ kata cowok yang hobi membaca buku pengetahuan ini.
Sumber http://remaja.suaramerdeka.com
