Selasa, 25 Oktober 2011

(Lagi) Polisi ditembak di Papua, tapi tak disebut sebagai aksi terorisme

 
Kapolsek Mulia, Puncak Jaya, Papua, Ajun Komisaris Polisi Dominggus Awes tewas ditembak dua orang tak dikenal. Penembakan dilakukan di depan umum, saat sedang melakukan pengamanan di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua.



“Banyak warga yang melihat. Masih diinventarisir. Kejadiannya baru dan sedang dimintai keterangan,” kata juru bicara Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam, dalam keterangan pers di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (24/10/2011).

Anton mengungkapkan banyak saksi yang melihat peristiwa yang terjadi sekitar pukul 11.30 WITA ini. Senjata yang digunakan pelaku, diduga revolver, masih berada di tangan pelaku.

“Ada anggota lain, tapi tidak berada di situ. Hanya Kapolsek. Dia (Dominggus Awes) berada di depan moncong pesawat,” ujar Anton.

Dominggus sedang bertugas rutin mengawasi pengamanan bandara. Tiba-tiba, dua orang menyergapnya. Satu orang memegang erat badannya, satu lainnya menahan bagian kaki. Kemudian terjatuh dan penembakan terjadi. Dua pelaku langsung kabur ke dalam hutan.

“Peluru dari hidung tembus ke belakang. Satu peluru,” ujar Anton.

Rentetan penembakan yang dilakukan oleh orang tak dikenal terus terjadi di Papua terjadi dalam waktu sekitar dua minggu, delapan orang tewas dalam insiden penembakan. Namun meskipun demikian, aksi penembakan tersebut tetap tak disebut sebagai aksi ‘terorisme’ lantaran diduga dilakukan oleh kelompok separatis.  Hal ini tentu merupakan diskriminasi karena beberapa waktu lalu penembakan juga pernah dilakukan oleh mantan santri pesantren Umar Bin Khattab (UBK) di Bima, dan polisi langsung menyebut aksi tersebut sebagai aksi terorisme.

sumber  http://arrahmah.com