Belumlah lengkap
bila berkunjung ke pulau pedas lombok terutama di kota Mataram tanpa mampir
terlebih dahulu di pantai pelabuhan tua ampenan atau biasa disebut oleh anak
muda mataram dengan pantai “BOM”.
Sebelum sampai
ke Pantai “BOM”, kita akan di suguhkan dengan pemandangan bangunan tua jaman
belanda yang masih kokoh menghiasi
sudut-sudut jalan menuju ke pantai. Disamping itu pula di sekitar pantai
akan di temukan pemukiman penduduk yang masih ada sesuai dengan budaya mereka
dan masih terpelihara hingga kini. Rumah-rumah penduduk yang berkelompok
menurut suku dan etnisnya akan kita jumpai disekitar pantai “BOM”, ada etnis
Arab, Cina, Sasak, Bugis, Jawa dan lain sebagainya.
Dengan membayar
karcis masuk sebesar Rp. 1.000 bagi yang membawa sepeda motor, di jamin akan
bebas memasuki area pantai. Di sekitar pantai akan di jumpai para penjual kaki
lima yang menjajakan barang dagangan
maupun penjual yang menggunakan gerobak. Mereka yang berjualan tidak akan
memaksakan orang yang datang untuk membeli barang dagangannya justru para
pedagan akan sangat menghormati para penikmat pantai yang datang.
Di temani
secangkir kopi yang di jual seharga Rp. 2.000 atau Rp.2.500, kita bisa
menikmati suasana pantai apalagi kalau kita duduk-duduk di dekat pelabuhan tua
yang masih kokoh berdiri bekas pondasi
yang di buat dari kayu dan besi.
Keindahan akan
kian terasa bila semakin petang apalagi di saat matahari akan tenggelam, nuansa
panorama pantai “BOM” akan menusuk hati
kita untuk selalu datang dan duduk di sekitar pantai.
Namun sangat
di sayangkan, kesadaran masyarakat sekitar pantai terutama yang berjualan di
sekitar pelabuhan tua sangat kurang sekali sehingga banyak sampah yang menumpuk
di sekitar pantai yang itu sangat mengganggu pemandangan dan mengurangi
keindahan pantai.