Selasa, 22 November 2011

Siapa Bilang Bermain Robot, Hobi yang Mahal


Ilustrasi
Pakar elektronika Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Leonardus Heru, mengatakan kegemaran seseoang untuk bermain dan mengutak-atik robot bukanlah hobi yang mahal. "Siapa bilang hobi ini (robot) mahal? Hobi robot ini cukup terjangkau, tergantung spesifikasinya," katanya di sela pergelaran 'Elektrobo-Vaganza 2011' di Semarang, Kamis (10/3).


Leonardus yang juga Ketua Panitia 'Elektrobo-Vaganza 2011' itu mengemukakan, robot memiliki berbagai spesifikasi, mulai robot yang sederhana hingga robot yang memiliki tingkat kerumitan tinggi. Ia mencontohkan robot yang digunakan untuk lomba 'Line Follower', berupa robot mobil yang bisa berjalan dan berbelok sesuai garis 'track' yang dibaca dengan bantuan sensor.

Saat lomba 'line follower', para peserta terlihat mengawasi robot mobilnya melintasi 'track' sepanjang 90 meter yang telah disiapkan panitia, berlintasan lurus hingga berliku-liku. Sesekali, ada mobil robot yang keluar dari lintasan akibat sensor tidak membaca maksimal sehingga peserta terpaksa mengambilnya dan meletakkannya kembali ke lintasan.

"Untuk membuat robot 'line follower' ini cukup membutuhkan mainan 'Tamiya' yang ditempeli sensor untuk membaca garis. Harganya paling sekitar Rp 300 ribu per unit," katanya.

Biaya sebesar itu, katanya, bisa ditekan lagi dengan memilih komponen yang dibutuhkan sesuai kemampuan dan dirakit sendiri tanpa harus membeli mobil robot yang sudah jadi. Ia mengakui hobi robot saat ini sudah banyak diminati, terbukti dari banyaknya peserta yang mengikuti ajang lomba robot tersebut, baik dari kalangan pelajar maupun umum.

Jumlah peserta lomba 'line follower' dari kalangan pelajar sebanyak 22 tim, sedangkan kalangan umum sebanyak 13 tim, belum termasuk kategori elektronika terapan. "Kami sampai kewalahan dengan banyaknya jumlah peserta yang ikut, bahkan ada peserta yang datang dari Yogyakarta dan Kudus untuk mengadu kemampuan robot yang dirakitnya," katanya.

Ia menjelaskan, robot sebenarnya terdiri atas tiga komponen utama yakni 'microcontroller' yang berfungsi sebagai 'otak', motor sebagai penggerak, dan sensor untuk mendeteksi gerakan. "Ketiga komponen itu harus ada dalam pembuatan robot. Kesulitan hobi ini sebenarnya bukan karena mahal, namun karena tidak banyak toko elektronik yang menjual komponennya," katanya.

Kalau untuk robot sederhana semacam 'line follower', kata dia, masih cukup terjangkau, berbeda dengan robot-robot rumit yang sering diperlombakan pada ajang baik nasional maupun internasional. "Robot-robot yang rumit biasanya bersifat 'humanoid' (menyerupai manusia). Pembuatannya memerlukan dana yang besar karena kerumitan dan kompleksitas komponen yang dipakai," kata Leonardus.
Sumber http://www.republika.co.id