Eksperimennya tidak main-main. Mereka mencoba mengaplikasikan ide memanfaatkan air hujan menjadi energi yang lebih bermanfaat selain sekadar untuk membasahi tanah atau menyiram tanaman. Dengan bekal bimbingan para guru dan dukungan orangtua, Cliff dan Lutfi melakukan percobaan berdasarkan pada teori dari ilmuwan asal Inggris, Michael Faraday.
Usaha dan ketekunan Cliff dan Lutfi tidak sia-sia. Mereka menghasilkan sebuah alat yang belum diberi nama. Alat tersebut bisa menghasilkan energi listrik yang berasal dari tetesan air hujan. Peralatan itu terdiri dari lilitan kawat yang dibentuk menjadi sebuah kumparan yang ditempelkan dengan medan magnet. Ketika tetesan air hujan jatuh menyentuh alat tersebut, maka muncullah energi listrik. Makin banyak kumparan dibuat, maka kian tinggi pula energi listrik yang dihasilkan.
Hasil temuan dua remaja berbakat ini sangat menggembirakan. Karya mereka mendapat penghargaan di Olimpiade Penelitian Siswa se-Indonesia Oktober silam. (BJK/Vin)
sumber http://tekno.liputan6.com