Sabtu, 08 Oktober 2011

Tingkatan Cinta Menurut ISLAM


 
Menurut Riwayat Umar bin Khathab pernah berkata kepada Rasulullah : ”Wahai Rasulullah sesungguhnya Engkau lebih aku cintai daripada seluruh manusia kecuali diriku sendiri.”
Rasulullah menjawab : ”Tidak wahai Umar. Hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” 


Rasulullah memberi petunjuk agar Umar mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan puncak cintanya. Dan inilah cinta yang sempurna. Setelah memahami makna cinta, untuk itu marilah menelusuri tingkatan-tingkatan cinta.

Al-Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata sesungguhnya cinta memiliki  tingkatan, di antaranya adalah :

1.  Alaqoh
Makna ’alaqoh adalah ikatan atau bisa juga diartikan dengan kecenderungan hati.
Disebut ’alaqoh karena orang tersebut memiliki hubungan atau ikatan dengan yang dicintainya.

Pada sebuah syair disebutkan :

Engkau telah membuatku terpikat, tertambat dan terikat, sejak pertama aku melihat.Ash-Shobabah
Secara harfiah dapat diartikan dengan menuangkan, mengalirkan atau kerinduan.
Disebut ash-shobabah karena hati orang tersebut dia curahkan dan dia tumpahkan kecintaannya kepada orang yang dicintainya.

2. Al-Ghorom
Artinya amat menyukai atau tertambat hatinya.
Yaitu melekatnya kecintaan dalam hatinya sampai cintanya tidak akan dipisahkan dari sesuatu yang dia cintai. Seperti kata pepatah : Bila cinta sudah melekat, gula jawa berasa coklat.

3. Al-IsyQ
Artinya sangat cinta (tertambat hatinya) kepada ……….., menempel, melekat.
Dari sini diturunkan pula kata : al-’asyaqoh yang artinya tumbuh-tumbuhan yang melilit pada pohon. (nah. Jadi jelas, kan, maksudnya)

Yaitu rasa cinta yang berlebihan dan mengandung syahwat. Oleh karena itu Allah tidak boleh disifati dengannya dan tidak boleh memberikan kalimat ini untuk Allah.

4. Asy-SyauQ
Maknanya cinta yang bergelora, menyandarkan.
Yaitu perginya hati kepada sesuatu yang dia cintai dengan sepenuhnya.
Rasulullah bersabda :

Barang siapa yang berharap ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah pun akan berjumpa dengannya. [HR. Bukhori : 4/75 dan 7/65]
Allah ta’ala berfirman : Barang siapa yang berharap (untuk) berjumpa dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang. [QS. Al-Ankabut : 5]

Tatkala Allah mengetahui bahwa wali-wali Allah sangat merindukan untuk berjumpa dengan-Nya, hati-hati mereka tidak akan pergi kecuali kepada Allah. Oleh karena itu Allah mengumpamakan kepada mereka tentang waktu yang telah dijanjikan. Sehingga hati hambanya merasa tenang.

5. At-Tatayyum
Artinya memperbudak, menundukkan, menguasai.
Yaitu penghambaan atau pemujaan seseorang terhadap yang dia cintai. Di dalamnya mengandung makna ketundukan dan menghinakan dirinya terhadap yang dicintai.
Oleh karenanya keadaan yang paling mulia bagi seorang hamba adalah al-Ubudiyyah yaitu penghambaan dan tidak ada tingkatan yang lebih mulia daripada itu.

6. Al-Khullah

Al khullah adalah kecintaan yang paling sempurna dan penghabisannya, sehingga tidak tersisa sedikitpun kecuali dia curahkan kepada yang dia cintai. Ini adalah kedudukan yang mulia khusus kepada Nabi Ibrohim dan Nabi Muhammad. Sebagaimana sabdaRasulullah :

Sesungguhnya Allah menjadikan aku sebagai khalil (hamba yang paling dicintai Allah) sebagaimana Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil. [HR. Muslim : 1216]


Dikutip dari buku ”Mayat-mayat Cinta” karya ’Amr bin Suroif al-Indunisy