Rabu, 22 Februari 2012

Mahasiswa Anggap Indonesia Krisis Kepemimpinan

Tidak terselesaikannya sejumlah persoalan bangsa, membuktikan Indonesia krisis kepemimpinan. Ini juga yang menjadi sorotan pertemuan mahasiswa di Bandung.

Keprihatinan akan krisis kepemimpinan inilah yang akhirnya melatarbelangi pertemuan mahasiswa se indonesia di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Senin (20/2/2012). Dengan dihadiri ratusan mahasiswa termasuk presiden mahasiswa dari selurh indonesia pertemuan tersebut membahas penataan Indonesia Pasca kepemimpinan SBY dan merumuskan strategi kepemimpinan nasional.


"Situasi demokrasi yang memperihatinkan, dengan banyaknya persaingan-persaingan politik yang tidak sehat, dan dipertontonkan kepada masyarakat sehingga membuat masyarakat menjadi tidak cerdas dalam menghadapi permasalahan politik di negeri ini. Hal tersebut belum lagi soal kisru pilkada dan kekerasan antar umat beragama," kata Presiden mahasiswa Unisba Bayu Apka Putra, Senin (20/2/2012).

Begitu pula dengan ketidakseriusan penegakan hukum, menurutnya, dibuktikan dengan masih banyaknya tindak korupsi yang masih belum tersesaikan di negeri ini, tingkat kerusuhan yg semakin meninggi dan persoalan kekerasan antar umat beragama.

"Kami menilai keadilan dalam penegakan hukum di indonesia masih tebang pilih," ungkap Bayu.

Bayu mengatakan, pertemuan mahasiswa ini kedepannya meminta sekaligus mendesak pemerintah melakukan pembangunan ekonumi. Tak hanya itu, elemen mahasiswa juga mendesak agar kekayaan alam juga harus diarahkan bagi kesejahteraan rakyat dan peningkatan daya tahan ekonomi rakyat melalui kegiatan wirausaha yg kuat.

"Setidaknya 3 pilar ini harus menjadi visi kepemimpinan nasional. Saya sangat yakin bahwa kegiatan ini tidak ditunggangi oleh partai politik mana pun," jelasnnya.

Setelah kegiatan ini, hasil rekomendasi rapat akbar ini akan disebar luaskan keseluruh kampus yang ada di indonesia, baik Forum Rektor, pemerintah, partai politik, bahkan ke seluruh elemen-elemen masyarakat dan media sebagai acuan perjuangan bersama.
Sumber http://nasional.inilah.com