Kamis, 05 Januari 2012

Peserta olimpiade fisika dunia kagumi tarian Sasambo


Olimpiade Fisika Ketua umum Eka Tjipta Foundation (ETF) G Sulistiyanto (kedua kanan) memberikan medali emas kepada peraih "Best of the best Theoretical Result" Kexin Yi (kiri) asal China pada penutupan World Physics Olympiad (WoPhO) atau olimpiade fisika tingkat dunia di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Senin (2/1) malam. WoPhO 2011 yang pertama diselenggarakan dari 28 Desember 2011 hingga 2 Januari 2012 itu diikuti oleh 142 peserta dari 15 negara, yakni Turki, China, Kazakstan, Slovakia, Estonia, Hong Kong, Singapura, Hungaria, Rusia, Bulgaria, Belarusia, Jerman, Brasil, dan Polandia, serta Indonesia. (FOTO ANTARA/Ahmad Subaidi)
Adam Wyrzykowski (19), peserta olimpiade fisika dunia yang digelar di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengagumi musik dan tarian Sasak Samawa Mbojo (Sasambo).

"Musik yang mengiringi penari Sasambo enerjik dan sedikit keras. Beda dengan di Thailand yang lembut. Saya kurang begitu suka," katanya di Mataram, Selasa, sebelum berangkat menuju Bandara Internasional Lombok (BIL) untuk kembali ke negaranya Polandia.


Sasambo merupakan singkatan dari tiga nama suku di Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Sasak adalah nama suku di Pulau Lombok, dan Samawa serta Mbojo adalah nama suku di Pulau Sumbawa.

Pengalaman lain yang cukup berkesan bagi dirinya adalah dapat mengunjungi sejumlah sentra kerajinan khas Lombok seperti mutiara di Sekarbela, Kota Mataram dan kerajinan gerabah di Desa Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

Sentra kerajinan lain yang dikunjungi adalah Desa Sade dan Sukarara yang merupakan sentra produksi kain tenun khas Sasak.

Adam yang meraih medali perak pada "World Physics Olympiad" (WoPhO) 2011 atau Olimpiade Fisika Dunia pertama yang digelar di Kota Mataram, juga mengaku terkesan dengan keindahan Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara.

"Saya memang tidak terlalu berkeliling di pulau kecil itu. Tetapi saya melihat pulau kecil itu cukup bersih alamnya, beda dengan pulau-pulau kecil di Eropa. Bahkan, semula saya pikir cuacanya panas, tetapi ternyata lembab," ujarnya.

Ia menilai lokasi Gili Trawangan terpencil dan jauh dari kota besar, sehingga cocok sebagai lokasi wisata dan tempat rekreasi wisatawan yang ingin menikmati suasana santai.

Adam bahkan ingin suatu saat bisa kembali ke pulau kecil yang luasnya 340 hektare (ha) tersebut, namun ia mengakui butuh dana yang besar.

"Ada keinginan. Tetapi sekarang saya masih berstatus sebagai mahasiswa dan belum bekerja, sehingga tidak memiliki banyak uang untuk bisa pergi berwisata ke sejumlah negara, termasuk ke Gili Trawangan," ujarnya.

WoPhO 2011 yang mengusung semangat "beat the champion" adalah kompetisi fisika individual untuk siswa sekolah menengah. Kompetisi itu atas inisiatif Prof Yohanes Surya, pendiri Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya dan pemilik Surya Institute.

WoPhO pertama yang digelar di NTB sejak 28 Desember 2011 hingga 2 Januari 2012 itu diikuti 142 peserta dari 15 negara, yakni Turki, China, Kazakhstan, Slovakia, Estonia, Hong Kong, Singapura, Hungaria, Rusia, Bulgaria, Belarusia, Jerman, Brasil, dan Polandia, serta Indonesia.

Olimpiade Fisika Dunia itu ditutup oleh Gubernur NTB HM Zainul Majdi, Senin malam (2/1). Hadir acara penutupan itu Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, inisiator WoPhO dari Indonesia Prof Yohanes Surya dan sejumlah pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber  http://www.antaranews.com