Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan, Jawa Timur, saat memperlihatkan kertas berbahan baku kotoran kuda beberapa waktu lalu. Karya mereka dipresentasikan pada ajang ASEANpreneurs Idea Canvas di Singapura, 26 Agustus 2011, dan menjadi juara. |
Karya
inovasi siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat, Kabupaten Lamongan, berupa kertas dari
kotoran kuda menjadi Juara 1 Kompetisi Business Plan ASEANpreneur Idea Canvas
2011 dan berhak atas
hadiah 1.000 dolar Singapura.
Karya itu
dipresentasikan di National University of Singapore (NUS), Singapura 26 Agustus
lalu, dan direkomendasikan diikutkan lomba Green Product di Amerika.
Tim yang
beranggotakan Davina Balqis, Dyah Ayu Vivid Nurfaidah, dan Muhammad Teguh,
mempresentasikan karya mereka di hadapan guru besar Stanford University London,
Prof Tom Khosnik, Direktur ASEANpreneur Sheng Yu, Associate Director NUS Wong
Sang Wuoh, serta mahasiswa dari berbagai negara.
Selain
presentasi, mereka juga mendapat pelajaran tentang karya ilmiah dan bisnis.
Ketiga siswa itu didampingi Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat, Mustapit. Ada pula
tim pendamping dari M-Brothers Indonesia Mohamad Najib dan Bagus Budi Raharjo,
serta Country Manager ASEANpreneur Indonesia ,Ahmad Rizal Jamhari.
Davina
Balqis, Sabtu (10/9/2011), di Lamongan, menjelaskan, di Singapura timnya
belajar presentasi dengan Audry dan Sheng Yu sekitar empat jam sehari, sebelum
presentasi. Di NUS tim ditunjukkan ruangan Incubator Bussiness Centre yang
hanya berukuran 4 meter x 5 meter.
Mohamad
Teguh, menambahkan, penilaian penting yang disampaikan oleh Prof Tom Khosnik
atas karya mereka adalah orisinalitas ide sangat bagus, tetapi perlu
disempurnakan lagi agar lebih sempurna hasilnya. Karya mereka direkomendasikan
diikutkan lomba di Amerika Serikat tahun depan, untuk mendapat dukungan dari
para ahli, sistem bisnis.
“Tetapi yang
kami buat harus disempurnakan untuk bisa menarik minat investor,” katanya.
Kepala SMA
Muhammadiyah 1 Babat, Mustapit, menuturkan banyak pengalaman dari Singapura.
“Ke depan kami akan mengembangkan program ini, sebagaimana kami telah mendapat
pelajaran dari Professor Tom Khosnik. Kami juga berusaha meningkatkan kualitas
sekolah, dengan mengadopsi sistem pembelajaran di Singapura sesuai kondisi di
Lamongan,” ujarnya.
Menurut
Direktur M-Brothers Institute, Bagus Budi Raharjo, M-Brothers Institute
berhasil menjalin kerjasama sebagai mitra pengembangan kewirausahaan dan
kepemimpinan di Indonesia termasuk pertukaran mahasiswa untuk mengikuti
pelatihan ASEANpreneur. (Adi Sucipto/Agus Mulyadi/K
Sumber http://www.dakwatuna.com