Sabtu, 10 September 2011

Kertas Kotoran Kuda SMA Muhammadiyah Juara ASEANpreneur

Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan, Jawa Timur, saat memperlihatkan kertas berbahan baku kotoran kuda beberapa waktu lalu. Karya mereka dipresentasikan pada ajang ASEANpreneurs Idea Canvas di Singapura, 26 Agustus 2011, dan menjadi juara.
Karya inovasi siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat, Kabupaten Lamongan, berupa kertas dari kotoran kuda menjadi Juara 1 Kompetisi Business Plan ASEANpreneur Idea Canvas 2011 dan berhak atas
hadiah 1.000 dolar Singapura.

Karya itu dipresentasikan di National University of Singapore (NUS), Singapura 26 Agustus lalu, dan direkomendasikan diikutkan lomba Green Product di Amerika.

Tim yang beranggotakan Davina Balqis, Dyah Ayu Vivid Nurfaidah, dan Muhammad Teguh, mempresentasikan karya mereka di hadapan guru besar Stanford University London, Prof Tom Khosnik, Direktur ASEANpreneur Sheng Yu, Associate Director NUS Wong Sang Wuoh, serta mahasiswa dari berbagai negara.

Selain presentasi, mereka juga mendapat pelajaran tentang karya ilmiah dan bisnis. Ketiga siswa itu didampingi Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat, Mustapit. Ada pula tim pendamping dari M-Brothers Indonesia Mohamad Najib dan Bagus Budi Raharjo, serta Country Manager ASEANpreneur Indonesia ,Ahmad Rizal Jamhari.

Davina Balqis, Sabtu (10/9/2011), di Lamongan, menjelaskan, di Singapura timnya belajar presentasi dengan Audry dan Sheng Yu sekitar empat jam sehari, sebelum presentasi. Di NUS tim ditunjukkan ruangan Incubator Bussiness Centre yang hanya berukuran 4 meter x 5 meter.

Mohamad Teguh, menambahkan, penilaian penting yang disampaikan oleh Prof Tom Khosnik atas karya mereka adalah orisinalitas ide sangat bagus, tetapi perlu disempurnakan lagi agar lebih sempurna hasilnya. Karya mereka direkomendasikan diikutkan lomba di Amerika Serikat tahun depan, untuk mendapat dukungan dari para ahli, sistem bisnis.
“Tetapi yang kami buat harus disempurnakan untuk bisa menarik minat investor,” katanya.

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat, Mustapit, menuturkan banyak pengalaman dari Singapura. “Ke depan kami akan mengembangkan program ini, sebagaimana kami telah mendapat pelajaran dari Professor Tom Khosnik. Kami juga berusaha meningkatkan kualitas sekolah, dengan mengadopsi sistem pembelajaran di Singapura sesuai kondisi di Lamongan,” ujarnya.

Menurut Direktur M-Brothers Institute, Bagus Budi Raharjo, M-Brothers Institute berhasil menjalin kerjasama sebagai mitra pengembangan kewirausahaan dan kepemimpinan di Indonesia termasuk pertukaran mahasiswa untuk mengikuti pelatihan ASEANpreneur. (Adi Sucipto/Agus Mulyadi/K

Sumber  http://www.dakwatuna.com