Senin, 19 September 2011

Guru Perbolehkan Contek Massal di AS


Sebuah sekolah di New York, AS. (AP Photo/Stephen Chernin)
"Mereka murid-murid saya, dan saya ingin bisa membantu mereka," ujar seorang guru.

Lebih dari 80 guru sekolah di kota Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat, terbukti bersalah membantu pencontekan massal dan perubahan nilai pada ujian. Salah seorang guru mengaku
melakukan hal tersebut demi membantu para muridnya.

Guru yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengakui kepada The Lookout, sebuah blog dari Yahoo, ia memilih membantu dengan cara mengizinkan contek massal karena khawatir mental para muridnya jatuh akibat tidak siap mengerjakan ujian.

Jika ada murid yang menanyakan satu pertanyaan, guru tersebut akan menjawabnya dengan menunjuk jawaban yang benar di lembar soal. "Saya tidak pernah mampir ke meja murid yang tidak meminta tolong pada saya. Tapi jika ada yang menanyai saya, saya tidak ingin menjawab dengan 'Berusahalah semampumu.' Mereka murid-murid saya, dan saya ingin bisa membantu mereka," ujarnya.

Dia juga menyatakan dirinya ditekan oleh pihak sekolah untuk membantu mengatrol nilai para murid supaya sekolah mendapat skor tinggi dalam Adequate Yearly Progress (AYP). Sekolah dengan skor AYP rendah harus berusaha meningkatkan skor dalam jumlah tertentu untuk menghindari sanksi. Sanksi terberat yang mungkin terjadi adalah penutupan sekolah.

"Pesannya adalah, kita harus bisa mendapatkan AYP tinggi tahun ini, atau sekolah akan ditutup dan kita kehilangan pekerjaan. Hal inilah yang kami diskusikan di tiap sesi," katanya lagi. Ia juga mengaku bahwa banyak juga guru lain yang terlibat dalam contek massal ini.

Skandal contek massal Atlanta dan laporan USA Today tentang penyebaran guru yang curang telah memberi tekanan berat pada dunia pendidikan AS yang berfokus pada ujian terstandar. Guru di beberapa daerah diberi bonus atas prestasi para siswa dalam ujian, dan banyak guru yang evaluasi mengajarnya bergantung pada hasil ujian tersebut.

Menteri pendidikan AS, Arne Duncan, menyatakan bahwa penekanan pada tes tidak sepatutnya menyuburkan aksi mencontek. Faktanya, ia melihat ujian sebagai alat untuk mengetahui apakah sekolah itu benar-benar baik dalam mengajari murid-muridnya. (eh)

http://dunia.vivanews.com