Usianya baru dua tahun
delapan bulan. Tadi malam, tanpa direncanakan, Tim SA2Gaza berjumpa dengan Zain
dan ayahnya yang bernama Majid di sebuah kedai es
krim, di tengah kota Gaza.
Ayahnya berbadan tegap, berjenggot dan berjalabiyah biru tua. Zain mungil bergaun putih seperti boneka. Kakinya mengenakan legging putih juga. Di kedua pergelangan tangannya, Zain mengenakan gelang-gelang emas imitasi berkilauan. Rambutnya yang keriting dikucir satu dengan pita merah jambu.
Cantik dan ramah. Suaranya melengking, lucu, tapi sekaligus memilukan hati.
“Siapa namamu?”
“Zain…”
“Kenapa matamu..?”
“Buta…”
“Apa sebabnya..?”
“Ibuku kena fosfor putih waktu mengandungku…”
“Berapa banyak hafal Al-Quran?”
“Setengah juz ‘amma…”
Zain dilahirkan tanpa memiliki bola mata, lima bulan sesudah serangan besar-besaran Zionis Israel atas Jalur Gaza (akhir 2008, awal 2009). Seminggu setelah lahir, seorang dokter spesialis mata asal Yordania memeriksa mata Zain.
Menurut ayahnya, dokter itu yakin apa yang dialami putrinya yang kesepuluh itu akibat bom fosfor putih yang disiramkan Israel di atas Gaza.
Untuk lebih meyakinkan, Zain dibawa ke Dubai dan diperiksa secara intensif oleh tim dokter dari Inggris dan Jerman. Hasil penyelidikan semakin rinci, bahwa ibu Zain diperkirakan tercemar racun fosfor putih saat janin di rahimnya berusia empat bulan. “Mungkin lewat air yang diminumnya, mungkin lewat sayuran yang dimakannya,” jelas Majid.
Di Dubai, bola mata Zain diisi sejenis benda sintetis berwarna putih, sehingga kelopak matanya yang terbuka tidak kemasukan debu dan bakteri.
Ayahnya berkata, “Zaiiiiin, cium Om ini…”
Zain membuka tangannya sambil berkata, “Sini kucium Om… Mmm… Om sedang makan, nggak bisa dicium…”
Zain menyudahi perjumpaan dengan mengucapkan salam, masih dengan suaranya yang melengking, ceriwis, menusuk hati… “Assalaamu’alaykum…”
Di Jalur Gaza, banyak anak dan remaja puntung kaki atau tangannya karena bahan-bahan peledak yang dihujankan ke atas Gaza. Menurut Pemerintah Palestina, sejak tahun 1987, diperkirakan sekitar 50 ribu orang Palestina cacat seumur hidup akibat serangan senjata maupun penyiksaan Israel.*
Sumber http://www.facebook.com/rindu.palestina