Para pemain dari kalangan Muslim berhasil meyakinkan Liga Football
Australia (AFL) untuk menyediakan ruang khusus bagi pemain Muslim untuk
menunaikan ibadah shalat. Meski bersedia membangun mushola, para fans dan
pemilik klub mengkritik hal itu lantaran mencampuradukan urusan olahraga dengan
agama.
Bachar Haouli, pemain Melbourne Richmond menilai langkah AFL itu merupakan kemenangan dari usaha pemain-pemain Muslim mendapatkan haknya dalam menjalankan keyakiannya. Sebab, selama ini para pemain Muslim acapkali melaksanakan shalat pada tempat yang tak lazim seperti tangga atau parkiran.
"Kami tidak meminta banyak," kata dia seperti dikutip stuff.co.nz, Selasa (24/4).
Namun, Presiden klub Victoria Hawthorn, Jeff Kennett menilai, menyisakan ruang untuk tempat ibadah bukanlah bagian dari budaya Australia. "Saya pikir ini reaksi yang berlebihan. Ini tindakan bodoh dan gila," komentar dia.
Sejauh ini, baru Melbourne Cricket Ground, Stadion Itihad dan Stadion Sydney ANZ yang sudah membangun ruangan khusus untuk shalat. Manajemen ketiga stadion itu sendiri menyatakan tidak masalah dengan penambahan ruangan khusus untuk shalat.
Juru Bicara Sydney Cricket Ground, pengelola stadion Cricket di Sydney, mengatakan pihaknya telah menyiapkan ruangan khusus untuk shalat. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan multikultural SCG.
Wakil Presiden AFL yang juga seorang Muslim, Ikebal Fatel menilai bukan masalah besar ketika saat menikmati pertandingan, ada sebagian yang sadar untuk melaksanakan kewajibannya. "Bukan hanya Muslim yang mungkin ingin beribadah," kata dia.
CEO AFL, Andrew Demetrio menilai pihaknya memiliki kewajiban untuk menyambut setiap orang dengan tangan terbuka sehingga tidak ada kesan inklusif. Penggemar klub Richmond, mengatakan langkah awal. Nanti, adzan melalui pengeras suara bakal diperkenalkan. Berikutnya ada jeda untuk shalat. "Aku muak dengan semua omong kosong kebijakan multikultural negara ini," kata dia dalam postingnya di laman resmi klub.
Sumber http://www.republika.co.id