Hanya karena memiliki ketapel, segerombolan serdadu bersenjata Israel
menangkap anak 2,5 tahun. Seperti dikutip dari laman Electronic Intifada,
mereka melakukan penggerebekan di kediaman Murad Shtayeh. Murad adalah
koordinator gerakan perlawanan rakyat di Kufr Qaddoum.
Ketika itu dua orang serdadu berjaga-jaga di luar rumah sementara dua orang
lainnya masuk ke dalam rumah. Anehnya, serdadu-serdadu Zionis bukan hendak
menangkap Murad, melainkan putranya, Mu’min Shtayeh yang baru berusia 2,5
tahun!
Yang ‘lucu’, serdadu-serdadu itu mengatakan bahwa Mu’min memang tidak
memiliki senjata nuklir atau senapan mesin. Tapi, kata serdadu-serdadu itu,
Mu’min memiliki barang paling berbahaya di dunia, yaitu ketapel!
“Memangnya kalau Mu’min memiliki ketapel, apa masalahnya?” ujar Murad. Para
prajurit itu bersikeras bahwa Mu’min menggunakan ketapel untuk membidik
tentara. Karena tudingan ini, mereka ingin Mu’min diserahkan kepada mereka.
Bashar Shtayeh, sepupu Murad yang saat itu berada di lokasi kejadian
mengatakan bahwa serdadu-serdadu Zionis itu menodongkan pistol kepada seluruh
keluarga. Mereka mengancam tidak akan angkat kaki sebelum berhasil membawa
Mu’min.
Adu mulut pun terjadi antara Murad, beberapa penduduk desa yang datang ke
rumah Murad dengan serdadu-serdadu itu. Setelah setengah jam adu argumentasi,
serdadu-serdadu itu akhirnya pergi. Meski para serdadu Zionis itu sudah pergi,
Mu’min masih dihantui rasa takut.
Sejak Juni 2011, Kufr Qaddoum mulai melancarkan aksi unjuk rasa mingguan
untuk menentang pembangunan wilayah permukiman ilegal di Qedumim. Penindasan
Israel terhadap penduduk Kufr Qaddoum tidak hanya terjadi seminggu sekali, saat
unjuk rasa dilakukan, melainkan setiap hari. “Mereka berpikir bahwa kedatangan
mereka ke rumah kami sebagai bentuk hukuman atas aksi unjuk rasa mingguan kami.
Tapi tentu saja, ini tidak akan menghentikan kami untuk terus berunjuk rasa,”
kata Murad.
Sumber http://www.republika.co.id