Sabtu, 09 Maret 2013

Kritisi Pembicara, Pelajar Indonesia Diusir dari Gereja di Amerika


Dua pelajar Muslim peserta pertukaran pelajar di Perham, Minnesota, Amerika Serikat mengaku diusir dari gereja, setelah mereka mempertanyakan pembicara tamu yang mengatakan “Islam sama dengan terorisme,” lapor situs Wday.com Selasa (5/3/2013).

Dua pemuda itu, Fikri Rahmat dari Indonesia dan Elshan Mirzazade asal Azerbaijan yang tinggal dengan keluarga Mary Anderson tertarik untuk menghadiri forum publik Assembly of God setelah mendengar Walid Shoebat menjadi pembicara dalam acara tersebut.


Di Amerika Serikat, Walid Shoebat dikenal luas sebagai mantan Muslim yang murtad menjadi pemeluk Kristen, mengaku sebagai mantan teroris yang kemudian menjadi pakar anti-terorisme dan kerap menjelek-jelekkan Islam. Dia pernah berkata, “Al-Qur`an adalah hasil korupsi dari Bibel.”

Kedua pelajar berusia belasan tahun itu diusir keluar dari Gereja Assembly of God di Perham, saat sesi tanya jawab dengan Walid Shoebat sebagai pembicara.

“Kami tidak bermaksud untuk beradu argumentasi dengannya, tetapi kami ingin mengatakan kepada orang-orang bahwa apa yang dikatakannya salah,” kata Elshan, kepada stasiun televisi lokal WDay yang mewawancarainya.

“Saya menyimpulkan dalam pikiran saya bahwa dia menjadi marah karena mungkin dia takut akan kebenaran. Salah seorang temannya mendatangi kami dan berkata, 'keluar, keluar' dengan kasar kepada kami,” cerita Fikri.

Elshan menambahkan, “Mereka menggiring kami keluar dan menyuruh kami pergi dan kami berkata, 'OK, OK'. Maka ketika kami pergi, saya berteriak, 'Cara bagus untuk mempromosikan perdamaian, bravo, bravo'.”

Pihak gereja berdalih, kedua remaja itu disuruh pergi saat emosi sudah memuncak.

“Tidak ada yang diusir keluar karena mereka Muslim,” kata Dirk Currier, pastor Assembly of God.

“Dialog itu bukan dialog. [Dialog] Itu berubah menjadi semacam lomba teriak,” kata Currier.

Mary Anderson yang menjadi ibu asuh kedua pemuda Muslim tersebut mengaku kecewa.

“Saya pikir saya mengirim kedua anak itu ke rumah kasih sayang, dan saya kecewa sebab justru kebencian yang diajarkan di sana,” katanya.

Kedua pemuda itu lantas mencari tahu lebih banyak tentang Shoebat. Ternyata kredibilitas pembicara tamu yang disebut-sebut sebagai pakar anti-terorisme yang diundang Gereja Assembly of God itu diragukan.

Menurut WDay, stasiun televisi CNN dan media lainnya pernah mencari tahu kebenaran klaim Shoebat, yang mengaku Homeland Security --lembaga kemanan dalam negeri AS-- pernah memberikannya dana untuk berbicara keliling Amerika guna mengkampanyekan anti-terorisme. Pengakuan Shoebat pernah menjadi anggota Organisasi Pembebasan Palestina PLO juga dipertanyakan kebenarannya. Sementara keluarga dan temannya mengatakan, pengakuan-pengakuan palsu itu dikarang Shoebat untuk keuntungan pribadinya sendiri.

Menyusul laporan WDay mengenai dua pemuda Muslim yang diusir gereja ini, pihak stasiun televisi itu mengaku dihubungi organisasi Muslim terbesar dan disegani di Amerika, Council on American Islamic Relations (CAIR) yang berbasis di Washington DC.*