Sabtu, 07 April 2012

Trend Hotpants: Bukan Pelacur, Tapi Berlagak Pelacur

Sebelum menjadi trend fashion wanita metropolitan  dewasa ini, hotpants kerap dikenakan oleh para pelacur yang menjajakan dirinya di tempat-tempat prostitusi. Di rumah-rumah bordir, di club-club hiburan malam, dan sejenisnya, tubuh seksi kupu-kupu malam itu menjadi daya tarik mata lelaki. Hotpants pun dikenakan untuk menggoda hasrat dan syahwat laki-laki ke dalam tegangan tinggi. 
     

Atas nama Hak-Asasi Manusia (HAM), wanita merasa berhak mengenakan pakaian seronok apa pun. Ukuran moralitas, jangan diukur dari cara seseorang berpakaian. Begitu mereka yang jauh dari nilai-nilai etika dan kesopanan berdalih. Itulah sebabnya, kaum feminis dan aktivis kesetaraan gender membela mati-matian fenomena hotpants yang belakangan ini semakin merajelela.

Ingin tahu sejarah pakaian hotpants? Simaklah! Celana pendek yang berasal dari benua Eropa pada abad ke-19, pertama kali dipakai oleh anak-anak yang dianggap belum dewasa. Pada periode ini, laki-laki tidak berani memakainya karena takut dianggap tidak dewasa. Apalagi seorang perempuan, tidak diperbolehkan memakai celana pendek karena ikatan norma yang berlaku. Celana pendek digunakan oleh anak laki-laki hingga ia mencapai umur tertentu. Namun, sekarang baik laki-laki dan wanita dewasa pun mengenakan celana pendek.

Pada tahun 1930-an celana jenis ini mulai meluas penggunaannya, pria dan wanita memakainya untuk berolah raga, tapi bukan untuk kegiatan yang lain. Celana olah raga biasanya tidak lebih pendek dari lutut.  Waktu berganti, dan pada tengah abad ke 20, celana pendek sudah umum digunakan di musim panas.

Dulu, dikalangan prostitusi Eropa, hotpants digunakan sebagai pengganti dari miniskirt yang suka dipakai cewek-cewek PSK pada tahun 1970-an. Alasannya, biar terlihat lebih seksi, terutama aurat pada bagian paha wanita. Di Amerika sendiri, Hotpants dipopulerkan oleh klub baseball Philadelphia Phillies dengan Hotpants Patrolnya.

Umbar Aurat

Hotpants ini amat lumrah didapati di Amerika, pemakainya juga tidak dibatasi umur. Dan hotpants ini menjadi tren fashion di akhir musim dingin, menjelang musim panas. Di Asia, khususnya di Indonesia, hotpants ini banyak dikenakan oleh kalangan wanita dewasa. Awalnya, hotpants ini dikenalkan oleh penari latar yang sering muncul di televisi. Kemudian banyak artis-artis yang mulai menggunakan hotpants  untuk acara shownya. Sehingga, jadilah trend dan fenoma di masyarakat.

Wanita yang berpakain Hotpants beralasan, selain bisa tampil sexy juga si pengguna akan merasa enjoy mengenakannya. Sekarang ini, celana pendek dianggap bukan hal yang tabu.

Hot pants yang pernah booming di tahun 1980-an, kini sudah biasa kita lihat dimana-mana. Bahkan dikenakan semua lapisan: Atas, menengah hingga strata masyarakat lapisan bawah. Biasanya, hotpants banyak dipakai oleh wanita yang punya bentuk kaki jenjang berkulit mulus.

Tidak heran, wanita seksi berpakaian hotpants ini sering dimanfaatkan jasanya untuk dunia industri dan berbagai event lainnya, seperti di serkuit balap  Grand Prix atau sebagai SPG sebuah produk tertentu untuk menarik perhatian yang melintasnya. Setidaknya menambah sensasi.

Para pengguna Hotpants memang bukan seorang pelacur, tapi sudah bergaya dan berlagak seperti pelacur. Dengan meniru-niru pakaian pelacur, maka jangan salahkan masyarakat ketika menilai wanita pemakai hotpants terkesan Perempuan Susila Komersil (PSK) alias Perempuan Pelacur.

Jika tak mau dikesankan seperti wanita penggota atau pelacur, sebaiknya ya tinggalkan dan lucuti sendiri pakaian seronok itu, ganti dengan pakaian sopan, disesuaikan dengan nilai-nilai budaya ketimuran bangsa Indonesia. Bagi yang muslimah, tentu, lebih baik lagi, jika berjilbab dan berpakaian muslimah. Tentu lebih anggun dan terjaga.

Yuk, rame-rame membuang hotpants ke tong sampah!!  Desastian

Sumber  http://www.voa-islam.com