Rabu, 17 April 2013

Ensiklopedia Muhammadiyah Diluncurkan di Yogya


Organisasi Muhammadiyah telah hadir sejak satu abad yang lalu. Namun belum ada ensiklopedi yang memuat tentang organisasi yang didirikan di Yogyakarta pada 1912 lalu.

Melihat kondisi tersebut Lembaga Penelitian, Pendampingan dan Pengabdian Masyarakat LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY dan Yayasan Mata Bangsa menyusun buku ensiklopedi Muhammadiyah sejak 2012 lalu.


Meski belum diluncurkan secara resmi namun ketiga pihak telah melakukan soft lounching ensiklopedia tersebut di Asri Medical Center UMY, Selasa (16/4).

Hadir dalam kegiatan itu cucu pendiri Muhammadiyah KHA Dahlan, Winai Dahlan bersama 22 cucu, cicit pendiri organisasi tersebut. Selain itu juga hadir Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais.

Soft lounching ensiklopedi Muhammadiyah tersebut ditandai dengan pembubuhan tandatangan dari Winai Dahlan dan Ahmad Dahlan Rais di sampul buku tersebut.

Kepala LP3M UMY, Mukti Fajar mengatakan, Muhammadiyah sebagai sebuah organisai besar hanya bisa diterangkan dari sejarah yang dilewatinya. Atas dasar hal tersebut pihaknya sebagai lembaga penelitian, bekerjasama dengan PWM DIY bahu membahu membuat ensiklopedi tersebut.

"Ensiklopedi ini akan jadi rujukan yang shaheh tentang Muhammadiyah," ujarnya. Ensiklopedia ini kata dia juga memperjelas status Muhammadiyah yang sebenarnya.
Ensiklopedia Muhammadiyah tersebut dilengkapi dengan 600 gambar, foto peristiwa tokoh. Foto tertua diambil pada tahun 1919.

Ensiklopedi yang berisi tiga seri buku ini akan diakses oleh perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM), sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah, ortom Muhammadiyah dan amal usaha organisasi tersebut.

Editor ensiklopedia Muhammadiyah, Ahmad Norma Permata mengatakan buku tersebut merupakan buku terlengkap tentang apa,siapa dan bagaimana Muhammadiyah. "Meski begitu masih banyak kelemahan namun ini sudah bisa menggambarkan kekayaan masa lalu Muhammadiyah," ujarnya.

Diakuinya, ensiklopedia tersebut merupakan kebanggaan tersendiri Muhammadiyah. Melalui buku tersebut digambarkan dengan jelas kejayaan Muhammadiyah terutama di periode tahun 1920-an hingga 1930-an.

Dasron Hamid, mantan Rektor UMY juga pemrakarsa penulisan ensiklopedi Muhammadiyah mengatakan, beberapa bulan menjelang muktamar satu abad Muhammadiyah di Yogyakarta, pihaknya dan beberapa pihak berkeinginan membuat ensiklopedi tersebut.


"Diharapkan ini jadi kado istimewa bagi Muhammadiyah di satu abadnya. Namun karena kendala teknis saat muktamar tidak bisa terbit tepat waktu. Dan akhirnya baru terselesaikan di 2013 ini," katanya.


Winai Dahlan, cucu KHA Dahlan, pendiri Muhammadiyah yang hadir jauh-jauh dari Thailand untuk acara tersebut mengaku cukup bangga.

Menurutnya, melalui buku tersebut dirinya dan cucu-cucu KHA Dahlan maupun cicitnya bisa lebih banyak belajar tentang akar budaya Muhammadiyah dan keluarganya di Yogyakarta. "Saya ke Yogya juga untuk mempelajari akar budaya keluarga saya," terangnya.


Winai Dahlan sendiri merupakan putra Irfan Dahlan dan Walidah. Irfan Dahlan adalah anak dari KHA Dahlan yang merantau ke Thailand. Menurut Winai, ajaran kakeknya yang sangat diingat adalah sejauh-jauh orang Muhammadiyah pergi pasti akan kembali ke Muhammadiyah.