Linus Nara Pradhana, siswa SMP Kristen
Petra 5 Surabaya memamerkan karyanya, Smart Pot. (Titania Febrianti/NGI)
Tanggal 14-15 November 2013 silam,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di jalan Gatot Subroto, Jakarta, menggelar pameran dan presentasi
Kompetisi Ilmiah LIPI. Berbagai penemuan digelar oleh para finalis yang
terpilih di stan mereka masing-masing.
Salah satunya adalah Linus Nara
Pradhana, siswa SMP Kristen Petra 5 Surabaya. Ia menjadi finalis National Young
Inventors Award dengan karyanya Smart Pot. Smart pot panci yang diberi alat
keamanan, untuk menghindari bahaya kebakaran. Menggunakan modul transceiver dan
receiver, sensor suhu yang berfungsi pada 50 hingga 150 derajat Celsius ini
akan mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan LED serta buzzer untuk mengingatkan
pemasak.
Sensor suhunya pun dapat diatur
sesuai dengan keinginan pengguna, dengan penanda 3 LED yang berbeda, yaitu
hijau, kuning, dan merah. Antara panci masak dengan penanda yang bisa
dimasukkan ke dalam gelang ini bisa memiliki jarak 20 meter. “Rencananya nanti
akan disambungkan lagi ke pemutus aliran listrik. Jadi kompor listrik bisa mati
jika suhu sudah mencapai titik tertentu,” ungkapnya.
Ini bukan karya pertama Nara yang mencuri
hati para dewan juri dalam rangka kompetisi ilmiah LIPI. Dua tahun silam, pada
lomba yang sama, ia menciptakan helm berpendingin yang akhirnya memenangi tak
hanya New Young Inventors Award, namun juga memperoleh medali emas dalam
International Exhibition for Young Inventors Bangkok, Juni 2012.
Helm berpendingin ini adalah helm
yang didalamnya diberi gel yang bisa menurunkan suhu di dalam hingga sekitar 21
persen. Setelah berhasil dipatenkan, berkat kerja kerasnya ini, salah satu
produsen helm pun akhirnya tertarik untuk memproduksinya secara massal. “Idenya
berawal dari pengalaman pribadi,” ujar Nara. Saat diboncengi naik motor oleh
ayahnya, ia sering merasa kepanasan.
Nara juga menjadi finalis Indonesian
Science Project Olympiad, akhir Februari lalu, dengan karya helm pencegah gegar
otak. Helm ini adalah pengembangan dari helm ciptaan sebelumnya. Melalui reaksi
kimia, setelah benturan terjadi, suhu dalam helm dapat turun hingga sekitar 11
derajat Celsius, yang dapat mengompres akibat benturan di kepala selama sekitar
25 menit sebagai pertolongan pertama.
“Berkat penemuan helm berpendingin
ini, saya bisa punya mobil dan apartemen, juga biaya sekolah untuk kuliah
nanti,” ungkapnya dengan bangga. Nara yang lahir pada 7 April 1999 juga
tercatat sebagai inventor termuda dalam Museum Rekor Indonesia.
(Titania Febrianti)