Perjuangan Helmy Djafar, seorang
dokter lulusan Universitas Airlangga untuk menciptakan sesuatu terobosan alternatif berupa mobil
berbahan bakar angin tidak mudah dan selalu menemui jalan terjal.
Sekitar 15 tahun lalu saat Helmy
baru saja menciptakan prototipe mobil bertenaga gelombang suara, pria berusia
44 tahun lalu tersebut didatangi empat orang intel. Mereka diperintahkan agar
tidak terlebih dahulu menciptakan mobil tersebut.
"Awalnya kita menawarkan kepada
investor, tetapi kemudian yang datang malah 4 orang intel, meminta agar
sebaiknya mobil tersebut tidak diselesaikan dulu karena tidak tepat
momennya," ujar Helmy.
Rintangan tidak berhenti sampai
disitu, Helmy yang membawa serta teman-temannya yakni Adang Mansur, M Iksan dan
Sumadji memiliki masalah finansial untuk mengembangkan temuannya tersebut.
"Untuk biaya riset saja
mencapai Rp 300 juta," kata Helmy.
Ketika berbincang dengan awak
redaksi Tribunnews.com, Helmy Cs memang sengaja datang dari Surabaya guna
menemui Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan Menristek. Mereka bermaksud
menyempurnakan temuannya berupa mobil berbahan bakar angin.
"Kami ingin sempurnakan temuan
seperti milik pak Dahlan Iskan," katanya.
Akan tetapi apa lacur, bermaksud
menemui Dahlan Iskan, Helmy Cs justru hanya memperoleh tangan hampa. Rela
menunggu sejak dari pukul 03.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB untuk bertemu Dahlan
Iskan di Monas, namun mereka tidak berhasil menemuinya.
Kebuntuan juga ditemui Helmy Cs saat
berkunjung ke kantor Menristek. Alur birokrasi yang 'njelimet' mereka temui
saat melakukan kunjungan. Begitu pula saat mendatangi para capres seperti
Wiranto, Jusuf Kalla dan Hary Tanosoedibjo, semuanya nihil hasil.
"Harapan kami itu cuma satu,
karya kami bisa jadi mobil nasional. Bisa jadi punya Indonesia," katanya.