Senin, 06 Januari 2014

kompor Air, Solusi Kenaikan Harga Elpiji

Awal tahun ini masyarakat mulai resah dengan kenaikan harga gas elpiji. Pedagang menjerit lantaran harus merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan bahan bakar tersebut. Tak hanya 12 Kg, kini gas 3 Kg pun ikut-ikutan naik dari Rp 15 ribu menjadi Rp 17 ribu bahkan Rp 20 ribu.


Kondisi itu membuat masyarakat memutar otak mencari energi alternatif. Namun, siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Persis Cempakawarna, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, ternyata sudah lama menciptakannya. Sebuah kompor berbahan bakar air, patut diperhitungkan jadi energi alternatif.

Adalah Siti Khodijah, satu siswi penemu kompor air itu. Dia mengatakan penelitian dilakukan selama 1,5 bulan dengan pendampingan guru Ilmu Pengetahuan Alam, Heru Pamungkas.

"Penelitian dimulai sebelum puasa, 5 Juni sampai 20 Agustus 2013. Selain air, kami menggunakan soda api, limbah kaleng minuman ringan atau limbah aluminium," kata Siti seperti dikutip Tempo.co.

Cara kerja kompor ini, jelas Siti, mudah. Sampah aluminium dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan soda api serta air. Campuran bahan itu kemudian dimasukkan ke dalam wadah tertutup yang telah dimodifikasi. "Diaduk hingga menghasilkan reaksi eksoderm dan muncul gas hidrogen," kata dia.

Hidrogen yang dihasilkan dialirkan dengan selang, lalu disimpan di tempat yang telah dipasangi keran. Jika ingin dipakai, keran tinggal dibuka, gas pun akan mengalir ke kompor atau smawar.

"Cara menyalakan smawar, disulut pakai korek api," kata Siti. Selama soda api, aluminium, dan air tersedia di dalam wadah, maka selama itu pula hidrogen akan terus dihasilkan dan bisa dipakai memasak.

Api yang dihasilkan dari proses pembakaran kompor air tidak berwana merah maupun biru, namun putih. Api ini pun tidak menyebabkan bekas gosong di wajan tempat memasak. Sebab, sumber bahan bakarnya air. Siti dan siswa penemu kompor air lainnya berharap hasil temuan itu bisa dipakai masyarakat luas.

"Kompor air diharapkan bisa mengatasi persedian bahan bakar minyak yang terus berkurang," ujar Siti.

Heru Pamungkas, guru pendamping penelitian mengatakan, kompor air ini didaftarkan sebagai karya ilmiah dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Nasional. Namun, menurut Heru, masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan dari kompor air itu.

"Kompor air sangat bermanfaat sebagai energi alternatif. Jadi, masyarakat tidak akan ketergantungan kepada keterbatasan suplai bahan bakar minyak maupun elpiji," ujar Heru.

sumber