Tiga mahasiswa jurusan Teknik
Elektro Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang, berhasil menemukan
penghantar listrik dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Catur Trimunandar (20), Satria
Pinadita (21), dan Nandhief Handriyanto Setiadi (20) menciptakan Etam yang
dapat menghantarkan listrik.
“Etam
merupakan energi tanah merah. Dari tanah merah ini kami mampu mengubahnya
menjadi energi listrik,” ujar ketua penelitian, Catur Trimunandar kepada
Tribun Jateng, Senin (30/9/2013).
Catur menambahkan penelitian
pertamanya dilakukan dengan memilih jenis tanah yang paling baik untuk
menghantarkan listrik.
Tanah yang diuji ketiga mahasiswa
itu yakni tanah merah, tanah pasir dan tanah humus, dan tepilih tanah merah
sebagai tanah penghasil energi listrik terbaik karena memiliki senyawa sulfat
atau SO4.
“Sebenarnya
semua jenis tanah memiliki potensi sebagai energi listrik, tetapi yang terbaik
yakni tanah merah,” ungkap Catur.
Setelah memilih jenis tanah,
selanjutnya memilih bentuk elektroda, serta jenis katoda (sisi positif) serta
anoda (sisi negatif) yang paling baik untuk menghantarkan listrik.
“Dari
beberapa percobaan bentuk terbaik yakni silinder pejal, untuk anodanya yakni
lempeng tembaga dan katodanya lempeng seng. Serta jenis cairan untuk
penghantarnya yakni air laut,” terang Catur.
Dari satu sel Etam yang dibuat dapat
menghasilkan energi listrik 0,9 hingga 1,1 volt. “Kalau untuk
menghidupkan lampu sebesar 50 watt maka tinggal ditambahkan saja selnya,”
tandasnya.