Selasa, 01 Oktober 2013

Mahasiswa Udinus Semarang Ciptakan Energi Listrik dari Tanah


Tiga mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang, berhasil menemukan penghantar listrik dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

Catur Trimunandar (20), Satria Pinadita (21), dan Nandhief Handriyanto Setiadi (20) menciptakan Etam yang dapat menghantarkan listrik.


Etam merupakan energi tanah merah. Dari tanah merah ini kami mampu mengubahnya menjadi energi listrik, ujar ketua penelitian, Catur Trimunandar kepada Tribun Jateng, Senin (30/9/2013).

Catur menambahkan penelitian pertamanya dilakukan dengan memilih jenis tanah yang paling baik untuk menghantarkan listrik.

Tanah yang diuji ketiga mahasiswa itu yakni tanah merah, tanah pasir dan tanah humus, dan tepilih tanah merah sebagai tanah penghasil energi listrik terbaik karena memiliki senyawa sulfat atau SO4.

Sebenarnya semua jenis tanah memiliki potensi sebagai energi listrik, tetapi yang terbaik yakni tanah merah, ungkap Catur.

Setelah memilih jenis tanah, selanjutnya memilih bentuk elektroda, serta jenis katoda (sisi positif) serta anoda (sisi negatif) yang paling baik untuk menghantarkan listrik.

Dari beberapa percobaan bentuk terbaik yakni silinder pejal, untuk anodanya yakni lempeng tembaga dan katodanya lempeng seng. Serta jenis cairan untuk penghantarnya yakni air laut, terang Catur.

Dari satu sel Etam yang dibuat dapat menghasilkan energi listrik 0,9 hingga 1,1 volt. Kalau untuk menghidupkan lampu sebesar 50 watt maka tinggal ditambahkan saja selnya, tandasnya.