Kamis, 04 Juli 2013

Tavio, Doktor Ilmu Beton yang Jadi Gubes Termuda ITS


Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menambah daftar Guru Besar (Gubes) mereka. Bahkan, gubes ke-106 itu merupakan gubes termuda di ITS.

Dia adalah Tavio. Di usianya yang menginjak 43 tahun, dosen Jurusan Teknik Sipil ITS itu mencatatkan namanya sebagai gubes ITS dalam bidang penelitian Ilmu Struktur Beton.


Dalam penelitiannya, pria kelahiran 27 Maret 1970 itu mengangkat tentang Inovasi Pengekangan untuk Bangunan Tahan Gempa sebagai salah satu upaya untuk membuat rumah masa depan yang tahan gempa.

"Selama ini, bangunan yang tahan gempa itu identik dengan bangunan yang kuat. Tentu biayanya juga 'kuat'," canda Tavio, seperti dikutip dari ITS Online, Selasa (2/7/2013).

Dengan kata lain, lanjutnya, terlalu banyak investasi yang dikeluarkan ketika mendirikan bangunan tersebut. "Posibilitas terjadi gempa memang tetap ada, namun seperti apa keadaannya kelak siapa yang tahu. Sehinggga setidaknya diperlukan upaya win-win solution," ungkapnya.

Menurut Tavio, hal tersebut bukan solusi untuk mengurangi dampak kerusakan bangunan akibat gempa bumi. Maka, melalui penelitian tersebut dia berniat membuktikan jika ada cara lain untuk dapat menekan kerugian yang diakibatkan oleh gempa bumi.

"Yaitu dengan membuat suatu pengekang yang disisipkan dalam pondasi suatu bangunan selain membuat komposisi struktur yang hemat biaya. Konsep tersebut dengan meningkatkan performa suatu konstruksi (beton)," jelas dosen yang menyandang gelar gubes sejak Januari silam.

Dia menekankan, yang utama justru keselamatan jiwa manusia yang berada di dalam bangunan tersebut. Sebab, lanjutnya, kita tidak bisa memprediksi kapan dan seberapa besar musibah gempa bumi menghampiri.

"Segala kemungkinan dapat terjadi, kerugian pun bisa tak terelakkan. Karena itu, bukan membuat bangunan yang kuat yang harus kita lakukan, melainkan sesuaikan dengan kondisi geografis bangunannya," urai Tavio. (ade)